Lawan Covid-19, Gus Mus Ajak Umat Islam Perbanyak Baca Shalawat dan Selalu Jalankan Protokol Kesehatan

Ketua Umum MUI Jateng KH Ahmad Darodji dan Wali Kota Semarang H Hendrar Prihadi SE MM bersilaturahmi dengan Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) di kediamannya kompleks Pondok Pesantren Roudlotut Tholibien Leteh, Rembang ( foto ist)

REMBANG ( Sigijateng.id) – Kasus Covid-19 di Rembang dan Jawa Tengah sudah menurun drastis. Namun ulama kharismatik KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dalam semua aktifitasnya, termasuk saat menerima tamu.

Gus Mus membatasi tamu yang ingin bersilaturahmi. Tidak peduli calon tamunya itu rakyat biasa atau pejabat. Tidak peduli tamu itu dari jauh atau dekat. Bahkan, beberapa pejabat dari Jakarta terpaksa belum bisa bertemu dalam beberapa hari terakhir ini, karena pembatasan jumlah tamu.

“Insya Allah ini bagian dari ikhtiar dalam rangka menjaga Gus Mus supaya tetap sehat walafiat terus membimbing kita jauh dari segala penyakit termasuk Covid-19,” kata Prof Dr H Abu Rokhmad MAg, salah satu keluarga dekat Gus Mus.

Prosedur bertamu ke kediaman Gus Mus, sebelumnya harus memberitahu dulu, konfirmasi meminta waktu, entah kepada Gus Mus langsung atau keluarganya. Seperti Walikota Semarang Hendrar Prihadi bersama ketua MUI Jateng KH Achmad Darodji, saat akan bersilaturahmi ke Gus Mus juga memberitahu dulu meminta waktu yang luang.

Sekretaris MUI Jateng Agus Fathuddin Yusuf yang ikut dalam rombongan walikota Semarang dan ketua MUI Jateng mengaku sangat beruntung karena akhir pekan kemarin (4/9) berhasil bertemu bersilaturahmi dengan Gus Mus di kediamannya, kompleks Pondok Pesantren Roudlotut Tholibien, Leteh, Rembang.

“Kami sudah jauh-jauh memberitahu, meminta waktu. Salah satu putrinya Ning Almas melakukan screening dengan ketat siapa-siapa tamunya yang akan hadir bertemu Gus Mus,” Agus Fathudin kepada Sigijateng, Senin (6/9).

Ketika sudah berada di kediaman Gus Mus, saat masuk ke ruang pertemuan juga jumlahnya dibatasi, yakni maksimal 4 orang. Jika yang datang lebih empat orang, maka lainnya diminta menunggu di luar saja.

“Jangan lebih dari empat orang nggih, yang lain di luar ruangan. Wajib memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun maupun handsanitizer yang tersedia,” kata Agus Fathudin, menirukan ucapan Ning Almas, putri Gus Mus.

Agus Fathudin mengatakan, kedatangan ke Gus Mus akhir pekan kemarin adalah untuk menyertai Ketua Umum MUI Jateng KH Ahmad Darodji MSi, Wali Kota Semarang H Hendrar Prihadi SE MM dan Sekretaris Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jateng Drs H Moh Ahyani MSi.

“Kami berempat sowan ke Gus Mus dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. Kami senang dan mengapresiasi dengan protokol yang diterapkan Gus Mus dalam menerima tamu. Itu adalah bagian dari ikhtiar untuk mencegah tertularnya virus corona,” kata Agus Fathudin.

Adapun kedatangan Ketua Umum MUI Jateng KH Ahmad Darodji ke kediaman Gus Mus adalah meminta waktu Gus Mus agar bersedia hadir memberikan tausiah dan doa peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan Rumah Sakit MAS-MAJT di Jalan Jolotundo Gayamsari Semarang, tepat di sebelah barat ( belakang) Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Rabu 8 September 2021.

Sedang misi utama Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi selain bersilaturahmi, juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan karena Gus Mus telah bersedia menyampaikan tausiah walaupun secara virtual dalam Istighosah & Tahlil 1 Muharram 1443H yang diselenggarakan Pemerintah Kota Semarang belum lama ini.

Di akhir silaturahmi itu, Gus Mus membekali tamu dengan ijazah berupa bacaan shalawat.

“Monggo baca shalawat apa saja yang sampean hafal dan suka, karena khasiatnya luar biasa,” kata Gus Mus.

Gus Mus sendiri mengaku juga mendapatkan ijazah dari guru-gurunya antara lain Mbah Imam Sarang Rembang, Mbah Kiai KH Mahrus Lirboyo juga shalawat.

Pada kesempatan itu, Gus Mus mengaku sempat disebut wali oleh salah satu jamaahnya yang hadir meminta ijazah karena terlilit hutang piutang.

Kepada orang itu Gus Mus memberi ijazah agar membaca shalawat 6.000.000 kali. Tetapi karena keberatan jumlahnya yang sangat banyak, orang itu menawar (ngenyang, Jawa.red) agar dikurangi. Akhirnya Gus Mus mengurangi dari 6.000.000 menjadi 6.000 kali saja. Setelah diamalkan, dalam waktu singkat orang itu datang mengabarkan kalau dia sudah terbebas dari lilitan hutangnya.

Shalawat Nabi menurut Gus Mus memiliki banyak keutamaan bagi yang mengamalkannya. Selain soal ganjaran pahala, amal Shalawat Nabi juga dapat menghapus dosa dan mengangkat derajat orang yang mengamalkannya.

“Seperti pada saat ini, mari kita lawan Covid-19 dengan memperbanyak bacaan shalawat,” ajak Gus Mus.

Kepada Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Gus Mus juga memberikan ijazah Shalawat Nabi. Hendi, panggilan akrab Wali Kota Semarang itu merasa senang karena mendapat oleh-oleh amalan shalawat dari Gus Mus.

“Alhamdulillah, bekal dari Gus Mus luar biasa. Insya Allah akan kami amalkan Bersama istri dan anak-anak juga masyarakat Kota Semarang,’’ kata Walikota Semarang.

Sementara itu, Ketua MUI Jateng KH Ahmad Darodji mengatakan bacaan shalawat memang luar biasa. Banyak sekali dalil yang menunjukkan keutamaan membaca shalawat nabi.

“Anjuran untuk bershalawat dapat ditemukan dalam Al-Qur’an dan hadits. Misalnya dalam Surat Al-Ahzab ayat 56, sungguh Allah dan malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi Muhammad Saw. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk nabi. Ucapkanlah salam penghormatan kepadanya,’’ kata Kiai Darodji.

Keutamaan membaca shalawat juga terdapat dalam berbagai riwayat hadits. Pada hadits riwayat Imam Muslim disebutkan, siapa saja yang bershalawat kepadaku sekali, niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali. (aris syaefudin)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini