Ponpes Tahfidzul Qur’an Nurul Jadid Gelar Haflah Khotmil Qur’an, Begini Pesan untuk Peserta Haflah

SIGIJATENG.ID – Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Nurul Jadid di Desa Sambilawang, Kec. Trangkil, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mengadakan Haflah Tasyakuran Khotmil Qur’an Bil Hifdzi 30 Juz Ke-2 dan Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, Rabu (07/02/2024).

Amin Handoyo selaku Kepala Bidang Pondok Pesantren di Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, dengan bangga mengumumkan bahwa Pondok Pesantren telah mendapatkan rekognisi positif dari pemerintah. Rekognisi ini mencakup aspek lulusan, kurikulum, dan fasilitas yang dimiliki.

Penting untuk dicatat bahwa Pondok Pesantren memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan memberikan pendidikan agama kepada para santri. Amin Handoyo menyatakan bahwa pemerintah mengakui prestasi dan kontribusi positif yang telah dilakukan oleh Pondok Pesantren terutama di Jawa Tengah.

“Ini mencakup pencapaian lulusan, kurikulum yang diterapkan, dan fasilitas yang disediakan untuk mendukung pendidikan dan kehidupan sehari-hari santrisantri,” ujarnya.

Tidak hanya itu, kurikulum yang diterapkan di Pondok Pesantren juga mendapat pengakuan. Pemerintah menghargai upaya Pondok Pesantren dalam mengintegrasikan pendidikan agama dengan ilmu pengetahuan umum, memberikan landasan pendidikan yang holistik kepada para santri.

“Rekognisi ini bukan hanya sebagai bentuk apresiasi terhadap Pondok Pesantren, tetapi juga sebagai motivasi untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan kepada para santri. Kami berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi yang positif dalam pendidikan dan pembinaan generasi muda,” kata dia.

Kiai Mustahub selaku Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Nurul Jadid memberikan semangat kepada mereka, menekankan bahwa ini adalah awal dari perjalanan panjang yang harus terus dijaga.

“Hafalul Quran bukan berarti selesai. Ini adalah awal perjalanan panjangmu,” ucap Kiai Mustahib. Dia menyoroti pentingnya tidak hanya menerima syahadah, tetapi juga menjaga Al-Qur’an sebagai kewajiban yang harus terus diemban.

Kiai Mustahib berharap agar santriwati ini bukan hanya menjadi kebanggaan orang tua, tetapi juga mampu membuktikan kualitas sebagai pemegang Al-Qur’an di tengah-tengah masyarakat. “Kesuksesan tidak hanya terlihat dari kemampuan membaca Al-Qur’an, tetapi bagaimana kalian menerapkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya.

Selain itu, Kiai Mustahib mengingatkan para santriwati untuk selalu membagi waktu antara Al-Qur’an dan keluarga. “Kalian memiliki tanggung jawab untuk memelihara apa yang telah kalian pelajari, termasuk menjaga sanad sebagai legalitas dari guru yang bersanad,” sampainya. (Rizal)

Berita Terbaru:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini