Cemari Sungai di Kelurahan Ngaliyan, PT. Alutama Diminta Perbaiki Sistem IPAL

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Bambang Suranggono saat diwawancara pada Senin (14/3/2022). (Foto. Mushonifin/sigijateng.id)

SEMARANG (Sigi Jateng) – PT. Alutama mendapat rekomendasi agar memperbaiki Instalasi Pengolahan Air dan Limbah (IPAL) agar limbah sisa produksi aluminium dari pabriknya di kawasan industri candi (KIC) tidak mencemari sungai yang mengalir ke lingkungan warga RT2/RW7 Kelurahan Ngaliyan Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang.

Kasus pencemaran sungai ini sendiri telah berlangsung selama satu bulan dan telah dikaji oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang. Bambang Suranggono selaku kepala DLH mengatakan pihaknya telah meminta PT. Alutama untuk menutup saluran limbah yang mengalir ke sungai dan memperbaiki sistem IPAL miliknya.

“Jadi PT. Alutama itu IPALnya belum sempurna, setelah kami adakan sidak bersama Polsek dan Satpol PP, akhirnya PT. Alutama mau menutup saluran pembuangan ks sungai yang menyebabkan perubahan warna dan bau yang mengganggu warga,” ujar Bambang saat diwawancara pada Senin (14/3/2022).

PT. Alutama sendiri telah mendapatkan peringatan sidak sejak jauh-jauh hari. Hingga akhirnya, pabrik alumunium itu mau berkomitmen menyempurnakan sistem IPAL.

“Kami sejak jauh-jauh hari memang sudah memberikan teguran dan peringatan agar IPALnya segera diperbaiki dan disempurnakan,” ungkap Bambang.

“Berdasarkan rekomendasi dari kajian laboratorium, pabrik alumunium itu saat ini berkomitmen menyempurnakan IPALnya,” sambung Bambang.

Terkait dengan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) yang dihasilkan dari aktivitas produksi aluminium, PT. Alutama sendiri bekerjasama dengan PT. Wastec International Plant Semarang yang secara berkala mengambil limbah berbahaya tersebut.

Namun memang, PT. Wastec sendiri mengambil limbah tersebut pada periode tertentu dengan volume tertentu pula.

“Tapi memang limbah BBnya mereka telah diambil perusahaan pengolah limbah namanya washtec. Tapi memang Washtec tidak setiap hari mengambil limbah tersebut, hanya pada periode tertentu dengan volume tertentu pula,” ungkap Bambang.

“Nah saat limbah tersebut terlambat diambil oleh Washtec, terbawa oleh hujan yang kemudian mengalir ke sungai,” tutup Bambang. (Mushonifin)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini