Catat! Inilah Hal-hal yang Membatalkan Puasa, Jangan Dilanggar

IlustrasI: Hal-hal yang Membatalkan Puasa. ( foto pixabay)

SIGIJATENG.ID – Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1445 H / 2024M. Sebuah kebahagiaan bagi orang Islam dengan datangnya bulan Ramadhan, karena bulan Ramadhan adalah bulan istimewa.

Keistimewaan bulan Ramadhan antara lain, diwajibkan bagi umat Islam untuk menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh.

Puasa selama satu bulan, memang ada yang menganggap berat, namun juga ada yang menganggap ringan. Akan terasa sangat ringan jika melihat janji-janji Allah akan keutamaan dan pahala puasa Ramadhan.

Tentu puasa Ramadhan yang merupakan Rukun Islam keempat ini juga memiliki tata cara, atau Fiqihnya. Pada tulisan ini akan disampaikan soal hal-hal yang membatalkan puasa.

Hal-hal yang membatalkan puasa ini penting diketahui agar puasa kita sah dan diterima Allah.

Berikut hal-hal yang membatalkan puasa

Pertama: Makan dan minum secara sengaja

Makan dan minum secara sengaja sebelum waktu berbuka puasa merupakan pembatal puasa. Sementara jika, seseorang melakukan makan dan minum dengan tidak sengaja atau lupa tidaklah membatalkan puasanya.

Orang tersebut diperkenankan melanjutkan puasanya. Hal ini berdasarkan hadist :

مَنْ أَكَلَ نَاسِيًا وَهُوَ صَائِمٌ فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ، فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اللهُ وَسَقَاهُ

Artinya: “Barangsiapa makan karena lupa sementara ia sedang berpuasa, hendaklah ia menyempurnakan puasanya karena sesungguhnya Allah telah memberinya makan dan minum.” (HR al-Bukhari Muslim).

Selain puasanya tetap sah, juga tidak ada kewajiban qodho bagi yang makan dan minum karena tidak sengaja

مَنْ أَفْطَرَ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ نَاسِيًا فَلَا قَضَاءَ عَلَيْهِ وَلَا كَفَارَةَ

Artinya: “Barangsiapa yang ifthar pada bulan Ramadhan karena lupa maka tidak ada (kewajiban) qadha baginya, tidak juga kafarat.” (HR Hakim)

Kedua: Berobat dengan cara memasukkan obat atau benda melalui qubul lubang bagian depan) atau dubur (lubang bagian belakang).

Seperti pengobatan bagi orang yang menderita ambeien atau orang yang sakit dengan pengobatan memasang kateter urin. Ataupun suntikan-suntikan penambah kekuatan berupa vitamin atau sejenisnya yang masuk dalam makna minum dan makan.

Ketiga: Muntah dengan sengaja

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ ذَرَعَهُ قَىْءٌ وَهُوَ صَائِمٌ فَلَيْسَ عَلَيْهِ قَضَاءٌ وَإِنِ اسْتَقَاءَ فَلْيَقْضِ

Artinya : “Barangsiapa yang muntah menguasainya (muntah tidak sengaja) sedangkan dia dalam keadaan puasa, maka tidak ada qadha’ baginya. Namun apabila dia muntah (dengan sengaja), maka wajib baginya membayar qadha”

Berdasarkan hadist tersebut maka apabila muntah karena tidak sengaja hal tersebut tidak membatalkan puasa

Keempat : Wanita Haid dan Nifas

Jika seorang wanita mendapati dirinya dalam keadaan haid atau nifas di tengah puasa baik di awal hari maupun di akhir hari sebelum waktunya berbuka puasa, maka puasanya batal. Apabila tetap berpuasa, maka puasanya tidak sah.

Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau berkata,

أَلَيْسَ إِذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلِّ وَلَمْ تَصُمْ

“Bukankah wanita jika haidh tidak shalat dan tidak puasa?”

(HR. Bukhari no. 304 dan Muslim no. 79).

Kelima: Jima’ (bersetubuh) dengan sengaja

Apabila bersetubuh dengan sengaja maka tidak hanya membatalkan puasa, tetapi juga dikenai denda (kafarat). Denda tersebut berupa melakukan puasa (di luar Ramadhan) selama dua bulan berturut-turut. Jika tidak maka ia harus memberi makan kepada 60 fakir miskin.

Untuk siapa yang membayar kafarat menurut ulama Syafi’iyah dan Imam Ahmad, si perempuannya tidak punya kewajiban kafarat, yang menanggung kafarat adalah si pria.

“Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid” (QS. Al Baqarah: 187).

Kelima: Keluarnya mani dengan sengaja

Keluarnya mani dengan sengaja tanpa berhubungan (jima’) baik dikeluarkan sendiri maupun karena bercumbu maka akan membatalkan puasa dan wajib mengqodho tanpa menunaikan kafarat. Namun apabila mani keluar tanpa sengaja seperti mimpi basah, maka tidak membatalkan puasa.

Keenam: Mengalami gangguan jiwa atau gila (junun)

Apabila seseorang mengalami gangguan jiwa saat sedang berpuasa saat sedang melaksanakan puasa Ramadhan, maka puasanya batal. Orang tersebut harus mengqadhanya jika ia sudah sembuh.

Ketujuh: Murtad atau keluar dari agama Islam.

Seseorang yang sedang berpuasa melakukan hal-hal yang bisa membuat dirinya murtad seperti menyekutukan Allah swt atau mengingkari hukum-hukum syariat yang telah disepakati ulama (mujma’ ‘alaih).

Itulah tujuh hal yang membatalkan puasa, agar puasa kitasah maka hindari hal-hal yang membatalkan puasa. (asz)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini