Layanan Masyarakat, PMI Tidak Perlu Ribet Soal Administrasi

Asisten Sekda Kota Semarang, Widhoyono dan Penasehat PMI Kota Semarang saat menyampaikan materi Focus Group Discussion (FGD). (Dok.)

SEMARANG (Sigi Jateng) – Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang Widhoyono mengatakan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang selalu menjadi yang terdepan dalam penanganan kebencanaan yang terjadi wilayah ibukota Jawa Tengah.

“PMI ini selalu terdepan di kebencanaan, karena itu pemerintah mengapresiasi peran PMI Kota Semarang,” kata Widhoyono, Senin (13/9/2021).

Menurut Widhoyono, kehebatan sebuah kota bukan dari sisi pemerintah saja. Namun lebih dari itu, kota yang hebat adalah yang antara pemerintah dan berbagai elemen organisasi kemasyarakatannya saling mendukung dan menguatkan.

“Kota yang tangguh bukan berarti pemerintah yang kuat, tapi bersatunya semua komunitas atau organisasi dengan pemerintah dalam menyelenggarakan kota,” tandasnya.

Widhoyono juga mengapresiasi kegiatan kemanusiaan PMI tidak bertendensi pada sebuah kepentingan setelah bantuan diberikan.

“Hampir tidak atau belum ada cerita PMI mengharapkan sesuatu dalam membantu,” ujarnya.

Untuk itu, lanjut Widhoyono, Pemkot Semarang selalu mendukung PMI dengan kebijakan yang ada.

“Kami, Pemkot Semarang akan selalu mendukung dengan fasilitasi dan pendanaan secara berkala,” ungkapnya.

Sebelumnya, PMI Kota Semarang telag menghelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema ‘Sinergitas PMI dengan OPD Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang’ di Hotel Griya Persada, Bandungan, Kabupaten Semarang pada Sabtu hingga minggu lalu (11-12/9/2021).

Sementara itu, Ketua PMI Kota Semarang H Shofa Chasani mengatakan bahwa ikhlas adalah landasan pertama bagi semua pegiat PMI. “Kita memang harus ikhlas mengabdi di PMI,”katanya.

Shofa Chasani juga menegaskan, peran PMI sebagai mitra pemerintah dalam memitigasi dan menanggulangi kebencanaan yang terjadi di tengah masyarakat. “Memang tugas kita sebagai mitra kerja pemerintah, khususnya di bidang kebencanaan dan sosial kemanusiaan,” tuturnya.

Untuk itu Shofa meminta jajarannya agar terus memberikan karya nyata di bidang kemanusiaan dengan meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan. “Mari terus berkiprah bersama PMI, terus berlatih dan meningkatkan kapasitas, keterampilan untuk aksi kemanusiaan,” ajaknya.

Di samping itu, penasehat Palang Merah Indonesia (PMI) sekaligus Kepala Badan Perencanaan dan Pemberdayaan Daerah (Bappeda) Kota Semarang Bunyamin meminta mendahulukan pelayanan kemanusiaan daripada kegiatan administrasi.

“Urusan kemanusiaan ini kita dahulukan, administrasi nyusul,” kata Bunyamin.

Lebih lanjut dia menerangkan, masyarakat yang terdampak musibah atau bencana seperti tanah longsor, banjir, angin puting beliung, dan sebagainya membutuhkan penanganan yang cepat. Karena itu dirinya meminta semua organisasi perangkat daerah (OPD) yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Semarang untuk bersinergi dengan PMI.

“Karena itu saya harap semua OPD di Kota Semarang dapat membangun sinergi dengan PMI,” pintanya.

Menurut Bunyamin, PMI selalu hadir memberikan pelayanan kemanusiaan, baik dalam situasi konflik maupun damai. Bahkan respons PMI lebih cepat daripada pemerintah.

Hal senada dikatakan Ketua PMI Jawa Tengah Sarwa Pramana yang menyebut ada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BDPD) merasa terhambat oleh PMI yang lebih cepat merespons kejadian bencana dan kompetensinya lebih terukur karena pelatihan yang berjenjang.

“Ada beberapa BPBD di Jawa Tengah yang menganggap PMI ini hambatan, karena kalah cepet,” ungkapnya.

Mantan Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Jawa Tengah ini melanjutkan, dirinya sering menasehati dan memberikan instruksi tegas kepada BPBD kabupaten/kota agar selalu siaga, terlebih di musim hujan.

“BPBD ini tidak bisa disamakan dengan dinas atau badan pemerintah yang lain. BPBD mengandalkan sistem komando, makanya dulu sering saya tegasi, saya galaki,” ujarnya.

Sejurus dengan itu, dirinya pun meminta kepada PMI Kota Semarang beserta 16 PMI kecamatan untuk berkoordinasi dengan BPBD dalam penanganan kebencanaan.

“Koordinasi dengan BPBD lebih intens menjelang curah hujan yang meningkat, pembagian tupoksi (tugas pokok dan fungsi,-red) diperjelas,” pintanya.

Untuk diketahui, FGD diikuti oleh Dinas Sosial, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Kesehatan, Dinas Pemuda dan Olahraga, Dinas Kominfo, Dinas Tenaga Kerja, Badan Kesbangpol, Badan Kepegawaian dan Keuangan, Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekda, BPBD, Dinas Pemadam Kebakaran, Kantor Kementerian Agama, dan Satpol PP.

Selain itu, FGD juga diikuti pengurus PMI 16 Kecamatan, Dewan Masjid Indonesia (DMI), dab Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Semarang. (Mushonifin)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini