884 Taekwondoin Jateng Ikuti UKT, Alex Berharap akan Lahir Atlet Olimpiade

MAGELANG (sigi jateng) – Sebanyak 884 atlet taekwondo Jawa Tengah mengikuti Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) yang digelar selama dua hari Sabtu-Minggu, 6-7 Januari 2024 di Aula Batalyon Armed 11/GG/22 Kostrad, Kota Magelang.

UKT yang diselenggarakan Pengprov TI Jateng itu bertujuan sebagai sarana mengarahkan atlet pada tingkat geup (sabuk) yang lebih tinggi guna meningkatkan kualitas teknik pada diri taekwondoin. Ujian yang diujikan kali ini meliputi UKT untuk Geup 2 (333 atlet), Geup 1 (250), DAN 1 (170), DAN 2 (98), DAN 3 (22) dan DAN 4 (11).

Ketua Umum Pengprov TI Jateng Alex Harijanto dalam sambutan pembukaan, Sabtu (6/1), menyampaikan apresiasi setinggi- setingginya kepada para atlet yang berjuang meningkatkan kompetensi teknik melalui UKT.

Alex juga menyampaikan terima kasih kepada pengurus, pelatih, instruktur, orangtua atlet dan Yon Armed 11 Kostrad yang telah memberikan support luar biasa. Menurut Alex, tantangan terbesar Pengprov TI adalah adalah konsistensi dalam mencetak atlet nasional sebagai aset negara.

Menurut dia, peserta UKT tiap tahun selalu mendapatkan animo sangat tinggi dari para atlet, dan suatu saat pihaknya menargetkan ada 4.000 peserta UKT.
Peraih penghargaan Kemenpora sebagai Tokoh Penggerak Olahraga itu pun berharap, ketika peserta dari sabuk merah (geup) ke sabuk hitam (DAN), maka tugas berikutnya adalah membuka cabang dan ranting agar olahraga taekwondo terus berkembang.

”Saya juga berharap, peserta UKT, termasuk adik-adik dari sabuk merah ini suatu ketika bisa tampil di Olimpiade. Jika bendera merah putih berkibar saat juara, selalu ada kebangaan tak terkira pada hari itu,” tandas penyandang DAN VII Kukkiwon , 9th DAN Black Belt Taekwondo Jidokwan Korea itu.

Kemantapan Teknik

Pada UKT di Magelang ini, peserta diuji oleh para penguji bersertifikat internasional. Tak heran jika dalam ujian aturan benar-benar ditegakkan, salah satunya pemakaian dobok (seragam). Peserta yang kedapatan salah dobok, panitia langsung meminta mengganti atau pinjam ke rekannya.

Adapun materi yang diujikan yaiti Basic Movements dimana peserta harus menguasai 14 dasar-dasar taekwondo, Poomsae (peragaan jurus), Hosinshul (teknik memukul, menangkis, dan melakukan serangan balik), dan Kyoopa (teknik memecah benda keras, dalam hal ini papan kayu), dan Kyorugi (bertarung dengan pukulan dan tendangan).

Salah satu penguji, Herman Andikara mengatakan, secara prinsip, materi uji untuk sabuk merah hingga hitam sama. Yang membedakan adalah tingkat kesulitan dalam teknik.
”Hasil evaluasi kami, secara umum peserta menguasai teknik, tapi mereka perlu dimantapkan lagi,” ujar pemilik DAN VII Kukkiwon itu.

Wasit yang pernah memimpin pertandingan pada 10 kali PON dan 9 kali SEA Games serta meraih penghargaan Museum Rekor Taekwondo Indonesia dan Leprid itu gembira melihat tingginya antusiasme peserta UKT.

”Taekwondo saya kira masih tetap menjadi olahraga primadona di Jateng,” ujar wasit yang pernah menjalani training camp di Guang Zhou untuk seleksi Olimpiade London 2012 tersebut.

Acara pembukaan UKT, selain dihadiri Ketua Harian TI Jateng Agus Soewito, Kabid Organisasi Effendi Hari, juga Wadan Yon Armed 11 Kostrad Mayor Arm Hery Endry Suranta Manik, SHub.Int serta desainer kondang Samuel Wattimena.

Pada kesempatan itu, Hery Endry Suranta menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan TI Jateng sebagai lokasi penyelenggaraan UKT. Dia berharap, UKT meningkatkan bisa kualitas teknik atlet.

Peserta sabuk merah strip satu (Geup 2), Harso dari Wonosobo meskipun dirinya sudah bekerja sebagai wiraswastawan, namun tetap serius menekuni dan mengembangkan diri di cabang taekwondo.
Di bagian lain, peserta cilik Geup 2 asal Kota Surakarta, Icha (8), berharap suatu saat bisa menjadi atlet andal. Proses itu akan dilaluinya dengan mengikuti UKT tahap demi tahap. (aris)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini