Warna Kotoran Telinga atau Serumen Menunjukkan Kondisi Kesehatan

Ilustrasi. (foto unsplash)

SIGIJATENG.ID – Kotoran telinga sebenarnya memiliki fungsi bagi tubuh untuk mengindari masuknya serangga, debu dan benda mikro yang beresiko menyebabkan infeksi telinga.

Namun, warna kotoran telinga dapat menunjukkan kondisi kesehatan seseorang berdasarkan warnanya. Kotoran telinga atau serumen adalah zat alami yang diproduksi oleh kelenjar minyak (sebaceous) beserta kelenjar keringat (ceruminous) pada tubuh.

Kotoran tersebut dapat keluar dengan sendirinya, setiap seseorang mengunyah atau menggerakan rahang. Perlu diketahui bahwa kotoran telinga berfungsi untuk melindungi saluran telinga dari kondisi kering agar tidak mudah iritasi.

Serumen yang normal berwarna kuning kecokelatan dengan tekstur basah, lengket dan berbau, atau putih abu-abu jika teksturnya kering. Di samping itu, ada pula warna serumen lain yang dapat menandakan adanya kondisi atau gangguan kesehatan tertentu.

Nah, berikut adalah penjabarannya:

• Cokelat gelap dan tebal. Warna ini dapat menjadi pertanda bahwa kotoran telinga sudah berada di dalam telinga dalam waktu yang lama, karena terperangkap di saluran telinga. Namun, warna serumen yang satu ini juga perlu diwaspadai, karena bisa jadi merupakan indikasi akan adanya gangguan hormonal akibat stres atau penyebab lainnya.

• Kuning pucat. Warna serumen yang terlihat kuning pucat sebenarnya normal untuk dimiliki anak-anak. Sayangnya, warna kotoran telinga yang kuning pucat perlu diwaspadai pada orang dewasa. Hal ini lantaran serumen yang berwarna kuning pucat merupakan indikasi akan kekurangan asupan vitamin B pada tubuh.

• Kotoran telinga putih bersisik. Menunjukkan bahwa seseorang tengah mengalami kekurangan bahan kimia penghasil bau badan.

• Kuning kehijauan dengan tekstur cair. Jika kotoran telinga memiliki warna kuning kehijauan, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Sebab, kondisi tersebut merupakan indikasi awal akan adanya infeksi pada telinga.

• Merah seperti darah. Mengindikasikan adanya goresan pada saluran telinga yang menyebabkan cedera atau luka pada telinga. Selain itu, warna serumen tersebut juga dapat terjadi akibat efek samping dari pembuangan kotoran telinga.

• Hitam. serumen yang berwarna hitam bisa terbentuk karena adanya gangguan hormonal. Namun, kondisi ini juga patut diwaspadai jika tak kunjung membaik. Sebab, kotoran telinga yang berwarna hitam bisa jadi merupakan indikasi akan infeksi jamur pada telinga.

• Abu-abu. Warna ini umumnya dapat menjadi tanda penyakit eksim jika teksturnya kering, gatal, dan rapuh. Kendati demikian, serumen yang berwarna abu-abu juga dapat dialami oleh mereka yang tinggal di daerah dengan udara yang tinggi polusi atau tercemar.

Secara keseluruhan, warna atau tekstur kotoran telinga yang bervariasi sangatlah normal terjadi. Akan tetapi, jika anda melihat bahwa kotoran telinga anda memiliki warna atau tekstur yang berbeda dibanding biasanya, sebaiknya segeralah menghubungi dokter untuk memeriksakan diri.

Terutama jika serumen yang anda lihat berwarna kuning kehijauan dengan tekstur cair dan tak kunjung membaik dalam beberapa hari. Sebab, hal tersebut dapat menjadi indikasi awal akan adanya infeksi pada telinga.
Selain itu, segeralah menemui dokter jika anda menemukan bercak darah pada kotoran telinga atau merasakan pendengaran yang terasa kurang baik. (akhida)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini