Dinkes Boyolali Sebut Ada 126 Kasus DBD, 3 Orang Meninggal di Awal Tahun 2024

Ilustrasi. Foto: Istimewa

Boyolali (sigijateng.id) – Kabid Pencegahan dan Pengendalian Peyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Teguh Tri Kuncoro mengatakan jika kasus penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti kini sedang tinggi.

Bahkan di awal-awal tahun 2024 ini, sudah ada tiga kasus yang meninggal dunia. Masyarakat Boyolali diiminta waspada terhadap penyakit demam berdarah dengue (DBD). “Iya, kasus penyakit DBD saat ini tinggi,” kata Teguh kepada wartawan, Senin (4/3/2024).

Bahkan, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Boyolali mencapai 126 dan hampir merata terjadi di seluruh kecamatan. Yang paling tinggi yakni Kecamatan Karanggede ada 17 kasus. Lalu Kecamatan Cepogo 13 kasus, serta Kecamatan Sambi dan Kemusu masing-masing 11 kasus.

Dengan tingginya kasus DBD ini, Teguh menyatakan, terus meningkatkan edukasi ke masyarakat. Meminta Puskemas untuk tetap menggalakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di masyarakat.

“Waspada, masyarakat untuk segera, apabila merasakan sakit dengan gejala mengarah ke DBD untuk segera berobat,” imbau dia.

“Kita, untuk penanggulangannya (penyakit DBD) memang fogging bukan yang utama, tetapi kalau sudah memenuhi kriteria untuk dilakukan fogging, ya kita fogging,” tambah dia.

Diungkapkan dia, data kasus penyakit DBD di Boyolali mengalami peningkatan. Dari Januari 2024, kasus per minggunya mengalami peningkatan.

Dari bulan Januari 2024 sampai 4 Maret 2024 ini tercatat ada 126 kasus di Boyolali. Terdiri 116 DBD dan 10 Dengue Shock Syndrome (DSS). “Yang meninggal dunia ada tiga kasus,” jelas dia.

Tiga pasien DBD yang meninggal tersebut terjadi di bulan Januari dua kasus dan Februari satu kasus. Mereka dari Kecamatan Teras, Wonosegoro, dan Wonosamodro.

“Ini terkadang masyarakat membawanya ke Faskes (fasilitas kesehatan) agak terlambat. Disrantekke sik (ditunggu dulu dilihat kondisinya), itu lho. Kalau DBD kan nggak bisa seperti itu, harus segera dibawa ke rumah sakit,” imbuh dia.

Pihaknya juga mengimbau masyarakat tidak perlu resah, jika di wilayahnya muncul penyakit DBD. Namun segera melapor ke Puskesmas, sehingga Dinas Kesehatan bisa segera menindaklanjuti dalam penanganannya.

“Kami imbau masyarakat untuk waspada, karena kasus DBD saat ini sedang tinggi. Ini di semua daerah tinggi, tidak hanya di Boyolali. Kalau ada yang sakit mengarah ke demam berdarah untuk segera berobat,” kata Teguh.

Selain itu juga masyarakat diminta menjaga kebersihan lingkungan. Fogging bukan satu-satunya cara mencegah penyakit DBD. Justru yang paling efektif yakni gerakan PSN. “Karena fogging itu kalau tidak dilakukan dengan benar malah membuat nyamuknya kebal,” pungkasnya. (Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini