Sejarah Yogurt bisa Dinikmati Orang Indonesia

Yogurt (foto unsplash)

SIGIJATENG.ID – Yogurt masuk ke dalam kategori minuman yang memiliki kadar probiotik tinggi. Probiotik ini bermanfaat bagi saluran pencernaan karena dapat memperbaiki keseimbangan mikroflora dalam usus manusia.

Yogurt dibedakan menjadi plain yogurt dan fruit yogurt. Plain yogurt merupakan yogurt tanpa adanya tambahan pemanis maupun flavor sehingga memiliki rasa asam yang tajam. Sedangkan Fruit yogurt adalah yogurt yang dalam proses pembuatannya dilakukan penambahan sari buah, daging buah, atau bagian buah lainnya sebagai penambah cita rasa, warna dan aroma sehingga meningkatkan sifat organoleptik yogurt.

Selain sifat organoleptic adanya penambahan sari buah pada yogurt juga dapat meningkatkan fungsional yogurt dalam segi kesehatan. Namun, tahukah anda? Bahwa terdapat sejarah yang menarik untuk dibahas mengenai asal usul yogurt.

Konon sekitar 5.000 tahun sebelum masehi, penggembala dari Turki membawa susu sebagai bekal perjalanan dalam sebuah kantong yang terbuat dari usus domba. Ketika melakukan perjalanan, kantong berisikan susu tersebut itu diletakkan di atas punggung unta.

Perjalanan yang melewati cuaca panas gurun, serta terjadinya guncangan pada punggung unta membuat susu tersebut menjadi kental dan rasanya berubah menjadi asam yang menyegarkan.

Lalu, apakah yang membuat susu tersebut berubah menjadi kental dan asam? Ternyata bakteri yang berasal dari kantung usus domba tersebut tercampur dengan susu, ditambah suhu udara gurun yang panas dan proses pengadukan yang berasal dari goncangan unta berjalan, menjadi kondisi ideal untuk membuat susu berfermentasi menjadi yoghurt.

Tetapi barulah awal abad ke-19 manfaat yoghurt bisa dibuktikan secara ilmiah oleh Ilya Metchnikoff, seorang ilmuwan Rusia yang bekerja di Institut Pasteur, Paris. Metchnikoff menemukan bangsa Bulgaria yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi yogurt, tetap sehat meskipun dalam usia lanjut.

Sejak saat itu berbagai kajian mengenai manfaat susu fermentasi terus diteliti, hingga Metchnikoff akhirnya diberikan penghargaan Nobel dan sampai saat ini produk susu fermentasi terus dikembangkan.

Yogurt sebetulnya sudah masuk ke Indonesia bersamaan sejak Belanda mulai masuk dan membawa budayanya kepada bangsa kita. Setidaknya literatur menunjukkan pada sekitar tahun 1906, Belanda memasukkan beberapa jenis sapi pedaging ke Sumba, Nusa Tenggara Timur dan kemudian menetapkan Sumba sebagai sentra pengembangbiakan ternak sapi daging dari jenis Ongole (India).

Nampaknya sekitar tahun 1906 juga sapi perah mulai masuk ke Indonesia atas anjuran pemerintah Hindia Belanda. Sejarah juga mencatat bahwa pada sekitar tahun 1920, pemerintah Hindia Belanda menetapkan aturan mengenai produksi susu yang disebut Melk-Codex.

Pada sekitar masa ini pula di daerah Lembang, Jawa Barat dibangun sebuah sentra peternakan sapi perah Baroe Adjak (Baru Adjak). Kini di Indonesia sendiri sudah banyak produsen yogurt yang mengolah makanan tersebut menjadi semakin menarik.

Kemasan dan rasa yang beragam menjadikan masyarakat tidak asing lagi dengan rasa yogurt yang berbeda dari susu kebanyakan. Apakah anda salah satu penggemar dari minuman asam yang satu ini? (akhida)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini