Darurat Musim Hujan, Team KKN Posko 63 UIN Walisongo Semarang Siapkan Biopori untuk Masyarakat

Proses pembuatan biopori di salah satu rumah warga oleh Tim KKN Posko 63 UIN Walisongo. ( foto kkn uin ws)

SEMARANG (Sigijateng.id) – Team KKN Reguler 79 UIN Walisongo Semarang Posko 63 Desa Kenteng adakan pembuatan biopori untuk peningkat resapan air di musim hujan, kegiatan ini dilaksanakan di Desa Kenteng, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah pada Rabu (19/10/2022).

Anif Istiana anggota Team KKN UIN Walisongo Semarang Posko 63 mengatakan, pada musim hujan tiba sering terjadi genangan air yang berlebih di area bangunan rumah masyarakat, selain itu banyak sampah organik yang terbawa aliran air hujan menjadi penghambat resapan air kedalam lubang pembuangan.

Dari permasalahan tersebut, Team KKN UIN Walisongo Semarang mengambil solusi dengan pemasangan biopori pada sekitar bangunan rumah masyarakat sebagai peningkat resapan air.

Biopori merupakan metode resapan air buatan dari pipa yang sudah dilubangi dengan cara ditanam secara vertikal di dalam tanah, ujar

“Biopori yang dibuat, bukan hanya sebagai peresap air saja. Pada biopori juga dijadikan sebagai media pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos,” kata Anif.

Pembuatan biopori tersebut berada di 5 titik penanaman pada area rumah masyarakat yang sering tergenang air hujan. Setiap biopori yang tertanam berdiameter 3 inch dengan panjang 60 cm.

Penanaman biopori dilakukan sejak pagi hingga siang. Langkah penanaman mulanya Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Posko 63 melakukan proses pembuatan lubang yang akan ditanami biopori dengan tinggi 70 cm lebih tinggi dari panjang pipa. Kemudian, lubang biopori diisi dengan sampah-sampah daun.

Selanjutnya, pada lubang yang sudah terisi sampah organik dimasukkan pipa biopori dengan proses akhir pengisian tanah antara sela-sela biopori dan dinding tanah.

Anif mengatakan, tujuan pembuatan biopori sebagai antisipasi ketika musim hujan di area genangan air yang tidak dapat mengalir dan mengakibatkan resiko banjir jadi diperlukan adanya resapan air yang dinamakan biopori ini.

“Dalam pemasangan biopori diharapkan halaman rumah warga tidak terdapat genangan air lagi, nantinya masyarakat juga dapat memanfaatkan metode biopori sebagai media pembuatan pupuk kompos,” sambungnya.

Sementara itu, Kepala Dusun di Desa Kenteng Wiwit Ernawati mengatakan kegiatan penanaman biopori ini sangat menarik perhatian masyarakat setempat. Menurutnya program kerja KKN seperti ini yang sangat dinanti masyarakat, selain memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat juga menambah pengetahuan dalam mengatasi masalah genangan air yang berlebih di sekitar rumah.

Masyarakat banyak yang antusias dan ingin belajar lebih lanjut terkait pembuatan biopori tersebut. Tumbuhnya kesadaran masyarakat terkait kepedulian lingkungan sangat pantas diberikan apresiasi. Semoga masyarakat dapat melanjutkan program ini kedepannya agar tetap berjalan.(bj/kknuinws/asz)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini