Ini yang Dilakukan Mahasiswa KPM Unsiq di Desa Tirip Wadaslintang Wonosobo

Pelatihan pembuatan kompos di Desa Tirip Wadaslintang Wonosobo. (Foto : mahaka putra/sigijateng

WONOSOBO (sigijateng) – Mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat Tematik Berbasis Riset (KPM TbR) ke-43 tahun 2022 Unsiq Jateng di Wonosobo di Desa Tirip Wadaslintang berhasil melaksanakan pelatihan membuat kompos.

Pelatihan bertajuk, “Kompos sebagai peluang usaha baru di Era New Normal” itu merupakan salah satu program unggulan yang dijalankan oleh mahasiswa Kelompok 120 KPM TbR Unsiq di Desa Tirip Wadaslintang.

Ketua Kelompok 120 KPM TbR Unsiq di Desa Tirip Suripto, Rabu (30/3/2022), mengatakan pelatihan tersebut dibagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama pemaparan materi, sesi kedua fokus grup discution dan sesi ketiga yaitu praktek pembuatan kompos organik.

Kegiatan yang diikuti 25 Ibu-Ibu Kelompok Penggerak Desa Tirip itu dimulai dari perencanaan, persiapan, pelaksaanan dan evaluasi kegiatan.

Sebelumnya dirancang materi pembuatan komposter, yang akan digunakan dalam kegiatan dan tehnis yang akan dijalankan pada hari pelaksanaan.

“Diharapkan peserta akan mampu memahami pentingnya pengelolaan dan pemanfaatan limbah rumah tangga dengan baik. Pelatihan pembuatan kompos ini merupakan bentuk pengabdian mahasiswa untuk masyarakat Desa Tirip,” tegasnya.

Selain itu, lanjut dia, juga sebagai upaya untuk menyalurkan ide tentang bagaimana cara mengelola limbah rumah tangga dengan cara yang lebih baik, dengan memanfaatkan limbah rumah tangga yang sebelumnya tidak bernilai menjadi bernilai ekonomi.

Lingkungan Sehat

“Limbah rumah tangga merupakan masalah yang kompleks. Dalam pembuatan komposter bahan yang dibutuhkan terdiri dari ember bekas, peralon, saringan,kran air, EM4, molase dan sambah organik,” kata Ripto.

Di sesi kedua yaitu focus group disscution dan banyaknya pertanyaan dari peserta. Mereka sangat antusias mengikuti pelatihan. Selain itu, peserta mulai memahami tentang pentingnya pengelolaan limbah rumah tangga.

“Limbah yang biasa mereka buang ternyata dapat diolah lagi menjadi kompos padat dan kompos cair yang bisa digunakan untuk kepentingan pertanian dan bisa untuk diperjual belikan sehingga dapat bernilai guna,” paparnya.

Dalam kegiatan ini, peserta bukan hanya menerima ilmu atau wawasan berupa materi, namun juga ada praktek secara langsung. Terlihat peserta sangat antusias dalam praktek pembuatan kompos ini.

Selain praktek pembuatannya, peserta juga diberi pemahaman tentang peluang usaha yang dapat diterapkan setelah pelatihan ini selesai. Seperti membentuk kelompok untuk pembuatan kompos berskala besar. Sehingga dapat menghasilkan kompos yang laku jual.

Selain itu, hasil dari pelatihan ini limbah rumah tangga yang dihasilkan di Desa Tirip mampu teratasi. Masyarakat berhenti membuang sampah sembarangan dan tencipta lingkungan yang sehat, bersih dan bebas dari sampah. (mahaka putra)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini