Suliyem dan Paimin, Dua Warga Jambu Ini Gelar Syukuran Setelah Punya Dapur dan Kamar Baru

Suliyem bersama Shinta Ardan dan tamu undangan yang hadir pada syukuran di rumahnya

UNGARAN (SigiJateng) – Suasana rumah Suliyem (70) warga Dusun Worawari Desa Genting Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang tampak beda siang itu. Halaman rumahnya dipenuhi orang yang tidak lain tetangganya. Mereka hadir untuk ikut tasyakuran Suliyem bersama warga.

Suliyem, nenek sebatang kara itu ternyata sedang melakukan acara syukuran. Karena kini dia memiliki dapur yang bagus. Dapur itu jadi bagus setelah adanya kepedulian banyak pihak.

“Bersyukur sekali untuk semua yang membantu. Sekarang saya punya dapur bersih dan sehat. Kemarin dapur tidak seperti ini. Atap bocor, jadi kalau hujan air masuk dapur. Pawonnya basah tidak bisa digunakan,” kata Suliyem kepada wartawan di selsa-sela acara.

Sebelumnya, Suliyem yang pekerja keras ini sudah  puluhan tahun  bekerja menjadi pembantu rumah tangga. Hasilnya cukup bagus,  dia mampu membeli ladang,  membangun kamar mandi dan sedikit menambah biaya pembangunan rumah yang mendapat bantuan bedah rumah dari pemerintah.

Paimin menerima potongan tumpeng dari Ibu RT Dusun Worawari

Namun semua hasil kerja kerasnya itu ternyata tidak cukup untuk menanggung biaya hidupnya dihari tua. Sehingga satu persatu tabungan hari tua itu ia jual. “Pertama ladang sudah saya jual, ya buat makan.  Terus sekarang rumah ini saya jual juga laku 17 juta buat makan lagi,” ujarnya.

Rumah hasil bedah rumah yang baru ditempati beberapa bulan terakhir sebenarnya harta satu-satunya yang tersisa. Namun terpaksa ia jual karena kebutuhan hidup terus berjalan. “Kalau hasil jual rumah nanti mepet buat makan saya masih ada cadangan jual daun-daun di sekitar rumah. Ada tetangga yang beli buat makan kambing. Bisa laku 35 ribu buat tambahan beli lauk,” kata Suliyem.

Selanjutnya agar tidak ludes terjual semua, Suliyem masih mempertahankan dapur kecil di bagian belakang rumahnya. Dapur kecil dan kumuh yang sudah rusak dibeberapa bagian.

Kondisi itu mendorong Jurnalis, MC  dan presenter TV Semarang Shinta Ardhan  membuat gerakan peduli Mbah Suliyem.  Sinta menggagas gerakan untuk memberi perhatian guna memberi kesempatan kepada nenek malang itu agar memiliki kesempatan hidup layak dihari tuanya.

Suliyem menerima potongan tumpeng dari Bu RT Dusun Worawari

“Kondisinya memprihatinkan. Kami berfikir, bagaimana agar Mbah Suliyem ini tempat tinggal yang bersih dan sehat. Karena harta Mbah Yem tinggal dapur itu yang  tersisa,” ungkap Shinta.

Untuk mewujudkan upaya kecil peduli Mbah Suliyem ini Shinta mengajak jaringannya.

“Sebagian besar  jurnalis peduli kemanusiaan, aktifis perempuan juga sejumlah klien dan pejabat yang perhatian dengan isu kemanusiaan.”

Selain Suliyem, aksi peduli lansia pra sejahtera ini juga bisa merambah ke keluarga Paimin (75)  “Saya lebarkan bantuan ke saudara Mbah Suliyem, Mbah Paimin  lansia jompo sakit-sakitan yang mengandalkan anak kerja serabutan untuk bertahan hidup,” tambah Shinta.

Untuk Mbah Paimin, jaringan peduli yang dimotori Shinta ini dapat membantu renovasi kamar dan dapur. “Juga melengkapi dengan sedikit perabotan kamar dan tambahan modal untuk menantunya,” jelasnya.

Sementara itu salah satu dermawan yang turut serta dalam aksi peduli Mbah Suliyem, Mifta Reza  NP SP MM mengatakan perlu ditingkatkan peduli sesama di semua kalangan. “Semua kalangan bisa menjadi pelopor untuk aksi kemanusiaan seperti ini,”ujar politisi senior ini. (*/aris)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini