Wali Kota Semarang Launching QRIS di Tempat-tempat Wisata, Ini Tujuannya

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu melaunching QRIS untuk pembayaran ticket di Wisata Taman Lele, Jalan Walisongo, Kelurahan Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Rabu (27/12). (foto humas pemkot semarang)

SEMARANG (sigi jateng) –  Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mendorong digitalisasi di sektor pariwisata, salah satunya dengan melaunching sistem pembayaran QRIS di tempat-tempat wisata.

Launching QRIS untuk pembayaran ticketing masuk tempat wisata itu berlangsung di Wisata Taman Lele, Jalan Walisongo, Kelurahan Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Rabu (27/12).

“Dengan launching QRIS ini, sebagai salah satu upaya untuk melakukan perubahan dari transaksi manual ke digitalisasi,” ujar wali kota yang akrab disapa Mbak Ita itu.

Dikatakan Mbak Ita, QRIS bisa memudahkan pemerintah dalam monitoring, karena uang dari hasil tiket langsung masuk ke kas daerah. “Ini bisa mengurangi kebocoran-kebocoran (pendapatan daerah-red),” katanya.

“Selain itu, dengan pakai QRIS tidak banyak menggunakan tenaga kerja, sehingga tim dari dinas bisa fokus bekerja untuk pelayanan masyarakat lainnya. Sebagai contoh, tenaga kerja di sini bisa mulai menjernihkan kolam dengan menggunakan eco enzym. Kemudian di kolam keceh, warna temboknya yang polos bisa dibuat mural atau gambar menarik,” jelas Mbak Ita.

Apalagi, lanjutnya, masyarakat sekarang jarang membawa banyak uang tunai. Dengan hanya membawa satu handphone, ini sudah bisa melakukan transaksi-transaksi dan pembelian lewat QRIS perbankan.

Dikatakan dia, penerapan QRIS tak hanya di Taman Lele saja. Seluruh UPTD Pariwisata sudah mulai melakukan, sehingga masuk tempat destinasi wisata sudah lebih mudah dengan digitalisasi.

Mbak Ita meminta UPTD Pariwisata bisa mulai berinovasi mengembangkan destinasi wisata masing-masing dan membuat masyarakat lebih penasaran dan tertarik untuk datang.

Dirinya juga mendorong optimalisasi pendapatan pemerintah kota (Pemkot) Semarang. “Pendapatan khususnya retribusi harus dinaikan, karena kalau pajak hotel, PBB saya rasa sudah melampaui target. Tapi kalau retribusi baik dari Dinas Perhubungan, Dinas Perdagangan, Dinas Pariwisata, DLH belum memenuhi target,” bebernya.

Dengan penggunaan sistem digital dalam proses penarikan retribusi, maka otomatis pemerintah bisa memonitor berbagai hal seperti jumlah kunjungan wisata, pedagang aktif dan sebagainya. Dalam kesempatan itu, Mbak Ita juga melaunching Aplikasi Konco Dolan dan Calender Of Event Kota Semarang serta Penyerahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) kepada OPD dan camat di Kota Semarang. (rizal)

Berita terbaru:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini