Mahasiswa KKN UIN Walisongo Gelar Penyuluhan Kopi untuk Warga Tegalrejo, Ini Tujuannya

Mahasiswa KKN MMK (Mandiri Misi Khusus) kelompok 33 mengadakan penyuluhan terakait Kopi kepada Warga Desa Tegalrejo, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung pada hari Selasa (19/7/2022).

TEMANGGUNG (Sigijateng.id)-Dalam rangka mengembangkan kopi di Desa Tegalrejo, Kecamatan Ngadirejo, Temanggu, Mahasiswa KKN MMK (Mandiri Misi Khusus) Kelompok 33 UIN WALISONGO Semarang mengadakan penyuluhan tentang perawatan, pengolahan, serta pemasaran kopi terhadap para petani dan pelaku usaha dibidang Kopi.

Penyuluhan digelar  pada hari Selasa, 19/7/2022. Acara penyuluhan berlangsung selama 2 jam dengan jumlah  peserta 35 orang yang memiliki latar belakang dibidang kopi. Para peserta antusias menyimak materi yang diberikan oleh nara sumber.

Adapun narasumber yang dihadirkan dalam acara ini adalah Agus Makruf salah satu penggiat Batang Coffe.

Ayyasya Pramesty salah satu anggota KKN MMK UIN Walisongo  Kelompok 33 mengatakan, selama ini Kopi Indonesia cukup dikenal di seluruh dunia karena memiliki ciri khas sendiri. Kualitas rasa dan aroma kopi Indonesia sangat berbeda dengan kopi-kopi lain di berbagai benua.

Terlebih, Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki dukungan matahari dan air yang melimpah, tetapi pengetahuan terkait perawatan, pengolahan, terutama pemasaran kopi masih minim.

Oleh karena itu, mahasiswa KKN MMK UIN Walisongo sebagai agent of changes  mengadakan pelatihan ini.

“Penyuluhan ini sebagai bentuk sumbangsih program kerja kita untuk warga Desa Tegalrejo, terutama bagi para petani dan pelaku usaha dibidang kopi.  Tujuannya untuk memberikan ruang diskusi antara warga yang berkecimpung dibidang kopi dengan narasumber yang ahli dibidangnya terkait perawatan, pengolahan, serta pemasaran kopi,” kata Ayyasya Pramesty.

Jenis kopi yang banyak ditanam di Desa Tegalrejo adalah kopi arabika yang mana memiliki aroma dan rasa yang lebih kompleks, contohnya kadar keasaman yang lebih tinggi sehingga ketika diseduh memiliki rasa sedikit asam.

Kopi Arabika sendiri bisa ditanam pada ketinggian 900-1500 mdpl dimana sesuai dengan kondisi geografis Desa Tegalrejo, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung.

Pembicara Agus Makruf mengapresiasi acara ini dan merasa bangga dengan kepedulian mahasiswa KKN MMK UIN Walisongo kelompok 33 terhadap keluhan warga sekitar.

“KKN MMK UIN Walisongo kelompok 33 di Desa Tegalrejo nampaknya sangat memahami apa keluhan di masyarakat. Khususnya di bidang pertanian kopi. Jadi, ya nggak salah sasaran lah ya. Good luck KKN MMK kelompok 33 di Desa Tegalrejo,” kata Agus.

Salah satu peserta, Surosiwati, warga Dusun Loji, Tegalrejo mengaku merasa senang dan bangga dengan acara ini karena merupakan hal yang baru di Desa Tegalrejo.

“Acaranya sangat menarik dan baru pertama kali ada acara seperti ini dari anak KKN jadi ya menambah wawasan saya sebagai petani kopi,” ujarnya.

“Buat anak-anak KKN, aku ucapin selamat datang. Kalau aku pribadi sih  senang-senang aja, bisa dibilang membantu dengan adanya progam seperti tadi juga menjadi menambh ilmu buat aku sih. Contohnya tadi pas perijinan yang ke alfamart sama indomart,” kata Iyuk salah satu peserta penyuluhan. (nurul, kkn-uinws/asz)

Berita Terbaru:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini