Tangkal Ekstremisme dan Radikalisme, KKN UIN Walisongo Gelar Webinar Moderasi Beragama

KKN MIT Kelompok 66 UIN Walisongo Semarang mengadakan webinar moderasi beragama. Foto : Tim KKN UIN Walisongo Semarang

Semarang (Sigijateng.id) –  Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri Inisiatif Terprogram (MIT) Kelompok 66 UIN Walisongo Semarang menyelenggarakan webinar moderasi beragama dengan tema “Moderasi Beragama Sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa” melalui zoom meeting pada Senin (11/7)

Webinar ini dilaksanakan secara online dengan dihadiri oleh masyarakat umum dan mengundang pemateri dan narasumber Dzurwatul Muna, salah seorang pegiat pesantren dan sastra arab.

Dzurwatul menyampaikan moderasi yakni sikap yang tidak berpihak terhadap agama, suku, ras atau golongan tertentu. Sedangkan Beragama adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan tuhan. Sebagai manusia, pentingya bersikap moderat supaya tujuan luhur dari kehidupan dapat tercapai.

“Moderasi berarti sesuatu yang terbaik dan sesuatu yang ada di tengah. Disini ada kata yang menurut saya penting ditekankan yaitu adil dan sesuatu yang terbaik,” kata Dzurwatul dalam webinar.

Menurutnya, sikap moderat penting diterapkan salah satunya untuk menangkal ekstremisme dan radikalisme. Ekstremisme bukan hanya  berbentuk sikap, melainkan yang lebih berbahaya adalah ideologi.

“Perbuatan mungkin dapat diselesaikan dengan tindakan hukum, bisa diselesaikan dengan dialog. Akan tetapi kalau sudah mengakar menjadi sebuah ideologi itu terkadang kita tidak bisa mendeteksi,” tuturnya.

Dzurwatul juga mengingatkan kepada peserta webinar bahwa negara Indonesia merupakan negara hukum yang menyepakati adanya demokrasi dan memiliki ideologi yang sama yakni Pancasila sehingga tidak ada keberpihakan terhadap golongan tertentu.

Dalam pancasila ada Ketuhanan Yang Maha Esa, itu berarti Indonesia tidak akan pernah berdiri atas nama agama tertentu. Karena semua meyakini agama yang diakui di Indonesia agama Ketuhanan Yang Maha Esa.

“Dan tidak akan mungkin Indonesia berdiri pada satu golongan tertentu. Satu agama tertentu, indonesia merangkul semua agama, suku dan golongan. Semua agama yang diresmikan dapat hidup subur dan berdampingan satu sama lain,” jelasnya.

Menurutnya, prinsip moderasi beragama terdiri dua poin yaitu adil dan seimbang. Bersikap adil yakni dapat menempatkan sesuatu pada porsinya. Sedangkan makna seimbang adalah selalu berada di tengah-tengah dalam kapasitas yang pas dan proporsional.

Pegiat Sastra Arab ini juga mengajak seluruh mahasiswa sebagai agen perubahan untuk bersikap moderat dan berusaha menangkal radikalisme dengan memperkaya literasi serta menyediakan berbagai literasi moderasi beragama kepada masyarakat. (Halimah-Tim KKN UIN Walisongo Semarang/Dye)

Beriya Terbaru:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini