Lima Adab Santri dan Murid Terhadap Gurunya Menurut Kitab Ta’limul Muta’allim

Berikut Lima Adab Santri dan Murid Terhadap Gurunya Menurut Kitab Ta’limul Muta’allim. ( foto instagram)

SIGIJATENG.ID   – Kalangan santri dan murid madrasah tidak asing dengan Kitab Ta’limul Muta’allim (Kitab Ta’lîm al-Muta’allim). 

Kitab Ta’lîm al-Muta’allim Tharîq at-Ta’allum merupakan salah satu kitab yang menghimpun tuntunan belajar. Nama lengkap penyusunnya adalah Burhânuddîn Ibrâhim al-Zarnûji al-Hanafi.

Dalam belajar atau menuntut ilmu, ada adab yang harus diperhatian seorang murid, pelajar atau santri. Tujuan belajar menuntut ilmu adalah memperoleh ilmu yang berkah dan bermanfaat. Untuk sampai pada tujuan tersebut, salah satu jalannya yaitu dengan menjaga adab kita agar mendapat ridha guru.

Guru adalah orang tua yang patut kita hormati ketika kita sedang mencari ilmu. Oleh karna itu, penting bagi kita untuk tahu bagaimana seharusnya seorang murid bersikap.

Apa saja adab yang perlu kita jaga, menurut Kitab Ta’lîm al-Muta’allim?

Berikut lima adab seorang murid terhadap gurunya:

Pertama: Tidak Berjalan di Depan Guru

Pada saat murid atau santri memiliki aktivitas di luar rumah, kemudian melihat ada guru berjalan di depan kita, maka murid atau sntari jangan mendahului langkah guru. Jika guru menghendaki kita berjalan di depannya, maka bungkukkan badan. Kemudian, menepi dan tundukkan pandangan ketika guru akan melintas di depan kita. Jangan menatap guru.

Kedua: Tidak Duduk di Tempat Duduk Guru (yang biasa digunakan untuk mengajar)

Guru memiliki kursi atau tempat duduk saat mengajar. Sebagai murid atau santri duduk di tempat itu, meski tanpa sepengetahuannya. Sebagai pelajar, tidak layak bagi kita duduk di tempat yang biasa guru duduki ketika mengajar, karena itu merupakan salah satu adab yang patut dijaga. Kita tidak patut melakukan hal sembarangan terhadap orang yang telah berjasa terhdap kita.

Ketiga: Jangan Mendahului Pembicaraan Tanpa Izin Guru

Sebagai makhluk sosial terkadang kita senang sekali berbica ataupun bercerita, sehingga kadang kita lupa siapa yang sedang kita hadapi. Di hadapan guru, seorang murid sebaiknya tidak mengawali pembicaraan, kecuali kita sudah mendapat izin untuk menyampaikan sesuatu.

Keempat : Sedikit Berbicara dan Tidak Bertanya Hal yang Membuat Guru Tidak Nyaman

Setelah mendapat izin untuk berbicara dari guru, hal yang sebaiknya dihindari adalah menjelaskan terlalu dalam atas apa yang ditanyakan guru. Berbicara secukupnya, menjawab sesuai dengan pertanyaan guru, menghindari pertanyaan yang membuat guru tidak nyaman.

Kelima: Ketika Bertamu, Sabar Menunggu Hingga Guru Keluar

Hal ini mungkin tidak hanya berlaku ketika kita sedang bertamu di rumah guru, melainkan juga berlaku ketika kita bertamu di tempat lain. Seringkali terjadi, saat bertamu kita tidak sabar sehingga mengetuk pintu hingga berulang-ulang. Kita tidak peduli apa yang sedang dilakukan tuan rumah di dalam. Bisa jadi tuan rumah sedang istirahat, sibuk atau sedang tidak di rumah.

Sebagai murid, adab kita ketika bertamu yaitu mengetuk pintu maksimal 3 kali, jika guru atau tuan rumah tidak keluar, maka kita dianjurkan pulang atau datang di lain waktu. Jeda mengetuk juga jangan terlalu sering. Jangan masuk, jika tidak dipersilakan.

Demikian lima adab bagi santri, murid atau pelajar menurut Kitab Ta’lîm al-Muta’allim. (asz)

Berita terbaru:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini