Hukum Mencium Pasangan di Waktu Siang Pada Ramadhan, Berikut Ini Penjelasannya

Ilustrasi pasangan suami istri. Foto : pixabay.com

Sigijateng.id –   Di bulan ramadhan, di waktu siang hari hukum mencium pasangan sendiri apakah diperbolehkan menurut ajaran Islam atau justru dilarang? Kemudian seperti apa dan bagaimana penjelasan mengenai hal tersebut sesuai hadist. Berikut ini penjelasan lengkapnya.

Dirangkum dari Rumaysho, Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal M.Sc mengatakan orang yang berpuasa dibolehkan mencium istrinya selama tidak di kemaluan dan selama terhindar dari terjerumus pada hal yang terlarang. Puasanya tidak batal selama tidak keluar mani. (Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 2/13123 dan Shahih Fiqh Sunnah, 2/110-111)

Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Tidak ada perselisihan di antara para ulama bahwa bercumbu atau mencium istri tidak membatalkan puasa selama tidak keluar mani.” (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 7/215)

Dalil-dalil berikut ini menunjukkan bolehnya bercumbu dengan istri ketika berpuasa sebagaimana dilakukan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beberapa sahabat radhiyallahu ‘anhum.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُقَبِّلُ وَيُبَاشِرُ ، وَهُوَ صَائِمٌ ، وَكَانَ أَمْلَكَكُمْ لإِرْبِهِ .

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mencium dan mencumbu istrinya sedangkan Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan berpuasa. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan demikian karena Beliau adalah orang yang paling kuat menahan syahwatnya.” (HR Bukhari Nomor 1927 dan Muslim 1106)

Dari Jabir bin ‘Abdillah, dari ‘Umar bin Al Khaththab, beliau berkata,

هَشَشْتُ يَوْما فَقَبَّلْتُ وَأَنَا صَائِمٌ فَأَتَيْتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَقُلْتُ صَنَعْتُ الْيَوْمَ أَمْراً عَظِيماً قَبَّلْتُ وَأَنَا صَائِمٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَرَأَيْتَ لَوْ تَمَضْمَضْتَ بِمَاءٍ وَأَنْتَ صَائِمٌ ». قُلْتُ لاَ بَأْسَ بِذَلِكَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « فَفِيمَ »

“Pada suatu hari aku rindu dan hasratku muncul kemudian aku mencium istriku padahal aku sedang berpuasa, maka aku datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan aku berkata, ‘Hari ini aku melakukan suatu kesalahan besar, aku telah mencium istriku padahal sedang berpuasa.’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, ‘Bagaimana pendapatmu jika kamu berpuasa kemudian berkumur-kumur?’ Aku menjawab, ‘Seperti itu tidak mengapa.’ Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Lalu apa masalahnya?’.” (HR Ahmad 1/21. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan sanad hadis ini shahih sesuai syarat Muslim)

Masyruq pernah bertanya pada ‘Aisyah,

مَا يَحِلُّ لِلرَّجُلِ مِنْ اِمْرَأَته صَائِمًا ؟ قَالَتْ كُلُّ شَيْء إِلَّا الْجِمَاعَ

“Apa yang dibolehkan bagi seseorang terhadap istrinya ketika puasa? ‘Aisyah menjawab, ‘Segala sesuatu selain jima’ (bersetubuh)’.” (Riwayat ini disebutkan dalam kitab Fathul Bari (4/149), dikeluarkan oleh ‘Abdur Rozaq dengan sanad yang shahih)

Wallahu a’lam bishawab.

(Dye)

Berita Terbaru:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini