Catatan dan Oleh-oleh Stadi Banding KONI Jateng ke Jabar: Sport Intelegence Kunci Sukses Jabar di PON Papua

Rombongan KONI Jateng saat berkunjung ke KONI Jabar, 13-16 Dsember lalu. ( foto humas koni jateng)

SEMARANG (sigijateng.id) – Berikut ini catatan kegiatan studi banding pengurus KONI Jateng ke KONI Jawa Barat.

Studi banding dengan tujuan ngangsu kweruh atau menimba ilmu ini, telah dilakukan  pada 13-16 Desember 2022 lalu.

Rombongan dari Jateng dipimpin oleh Plt Ketua Umum KONI Jateng Bambang Rahardjo Munadjat. Turu serta sejumlah pengurus KONI Jateng, Kabid Keolahragaan Disporapar Jateng Aria Chandra Destianto dan anggota Komisi E DPRD Jateng Umar Utoyo.

”Kami bermaksud ngangsu kawruh (menimba ilmu) ke Jabar untuk belajar bagaimana melakukan pembinaan olahraga,” kata Bambang.

Sambutan KONI Jawa Barat sangat menggembirakan. Ketua KONI Jabar Ahmad Saefudin yang merupakan purnawirawan berpangkat brigadir Jenderal (Brigjen TNI) sangat ramah. Seluruh permintaan Bambang Rahardjo tentang pola pembinaan diberikan semua dalam bentuk copy paste. Tentu sebuah oleh-oleh yang sangat mahal nilainya.

”Tidak ada yang perlu dirahasiakan. Silakan copy, dan terapkan program ini sesuai dengan kondisi Jawa Tengah,” kata Saefudin saat menyerahkan buka pendoman pembinaan kepada Bambang, seusai acara.

Sport Intelegence

Di samping menyerahkan buku dan soft copy program, Saefudin juga memaparkan secara gamblang pola pembinaan olahraga di Jawa Barat dalam dua periode kepengurusan, dua kali PON.

Menjelang PON 2016, Jabar membuat motto yakni ”Jabar Juara”. Kemudian pada PON 2021, mereka juga berslogan ”Jabar Kahiji’. ”Motto itu sangat penting untuk memacu semangat. Itu sebagai sasaran utama, mau ke mana tujuan kita. Kalau tanpa motto, ibarat orang berjalan tanpa tujuan,” katanya.

Lebih lanjut Saefudin menyebutkan, prestasi tidak datang ujug-ujug tetapi melalui proses panjang. Di samping itu, dia menolak transaksi atlet instant. ”Kita harus membina, tak boleh ujug-ujug mendatangkan atlet berprestasi dari daerah lain,” tegasnya.

Dalam proses pembinaan, di samping adanya SDM yakni atlet potensial maka perlu adanya pembinaan yang lebih maju. Maka dilibatkanlah teknologi dan digital. Semua perkembangan atlet baik Jabar maupun pesaing daerah lain, termasuk Jawa Tengah, masuk dalam pantauan secara cermat.

”Ya, sport intelegence kami jalankan secara maksimal. Kami mendata setiap atlet mana pun lengkap dengan catatan prestasinya. Jadi kita juga tahu persis kekuatan calon lawan,”ungkapnya.

”Kalau kita membina atlet secara maksimal pun, tetapi tidak tahu kekuatan lawan, maka seperti orang buta maju perang.”

Tentang digitalisasi data, KONI Jabar menyingkronkan Bidang Pembinaan dan Bidang Pulahta serta tim khusus untuk mengolah hasil dari sport intelegence. ”Memang dibutuhkan juga perangkat teknologi yang canggih. Misalnya laptop, harus dengan spek tertinggi (terbaru). Dengan kapasitas yang tinggi, tim bisa bekerja secara maksimal,” kata lulusan Akabri 1985 itu.

Pria kelahiran 12 September 1961 itu pun menyebut target 2021 berhasil 95 persen. Bahkan untuk PON 2016 melampaui target yakni 180 medali emas, namun diperoleh 217 emas. ”Ini sangat spektakuler, gak mungkin dilewati pada PON mendatang. Bahkan Jabar pun tidak akan mampu mengulang sukses itu,” katanya.

BACA JUGA : Drama Piala Dunia Qatar 2022, Argentina Juara, Messi Pemain Terbaik, Siapa Pencetak Gol Terbanyak?

Teknologi yang dimiliki KONI Jabar juga bisa memetakan atau mengarahkan kapasitas seorang atlet untuk menekuni cabang olahraga. ”Kami bekerja sama dengan UPI memiliki alat yang bisa mendeteksi bakal atlet dari ludah. Mmaaf bukan pamer, tetapi saya hanya menegaskan bahwa prestasi olahraga saat ini tidak cukup dengan cara-cara pelatihan tradisional. Harus ada upaya pemanfaatan teknologi,” pungkasnya. (aris)

Berita Terbaru:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini