Aliansi Mahasiswa Jawa Tengah Dukung Penundaan Pemilu, Abdul Aziz Ungkap Alasannya

Koordinator Aliansi Mahasiswa Jawa Tengah, Abdul Aziz. (Foto. Mushonifin/sigijateng.id)

SEMARANG (Sigi Jateng) – Koordinator Aliansi Mahasiswa Jawa Tengah, Abdul Aziz menegaskan dukungan terhadap pernyataan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar tentang usulan penundaan pemilu.

Sebelumnya, pada Sabtu (5/3/2022), Aliansi Mahasiswa Jawa Tengah melakukan aksi di depan gedung DPRD Jateng dan membentangkan spanduk “Mendukung Gus Muhaimin Next Presiden, Tunda!! Pemilu”. Sontak aksi mereka dikecam banyak pihak, terutama para pengamat politik dan aktivis.

“Saya Abdul Aziz, Koordinator Aliansi Mahasiswa Jawa Tengah, merespon apa yang disampaikan oleh juru bicara kami, saudara Maulana (saat aksi) mengklarifikasi bahwa terkait aksi tunda pemilu 2024 dan dukungan kepada capres Cak Imin, pada Sabtu 5 Maret 2022 adalah murni hasil kesepakatan diskusi,” ujarnya, Kamis (10/3/2022).

Menurut Abdul Aziz, penundaan pemilu lebih ideal daripada wacana 3 periode jabatan presiden. Abdul Aziz menekankan masih banyak pekerjaan rumah bagi pemerintah sekarang untuk recovery dampak pandemi covid-19.

“Respon kami terhadap penundaan pemilu merujuk pada statemen Cak Imin bahwasanya usulan penundaan pemilu lebih ideal daripada wacana 3 periode. Tunda pemilu disini adalah bentuk tuntutan kami kepada pemerintah untuk menyelesaikan tanggung jawabnya yang belum tuntas,” ungkap Aziz.

Azis menegaskan, mahasiswa hendaknya memiliki kepekaan sosial yang tinggi dan jeli melihat problematika bangsa. Menurutnya, banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum melaksanakan pemilu seperti memperbaiki stabilitas ekonomi negara.

“Rasannya butuh pemulihan secara intensif. Recovery pasca Covid-19, krisis pangan, tingginya angka pengangguran, rakyat menderita,” ungkapnya.

“Rakyat tidak butuh PEMILU dipercepat. Pemilu 2024 harus ditunda adalah harga mati. Tak henti-hentinya kami menegaskan hal tersebut,” tegasnya kembali.

Aziz mengatakan, rakyat butuh ketentraman dalam berkehidupan dengan layak seperti semula. Dia meminta solusi dari berbagai persoalan tersebut, dibanding harus mengikuti pemilu lagi dalam waktu yang relatif singkat dan terkesan mengabaikan nilai dasar yang menjadi kebutuhan rakyat itu sendiri.

“Pengamat mungkin terlalu teoritis tidak paham persoalan rakyat di lapangan seperti apa. Mereka tidak pernah bersinggungan langsung dengan rakyat, maka percuma pemilu digelar jika negara belum mampu menjawab solusi rakyat dan tidak menghasilkan pemerintahan yang berkualitas, yang hanya mengedepankan syahwat kepentingan semata tidak mampu memahami rakyat,” ujarnya.

Adapun dalam berita yang didalamnya mencantumkan nama kampus, Aziz berpandangan hal itu murni dari media dalam melakukan pengembangan berita.

“Peserta yang hadir dalam forum tersebut datang secara sukarela kok,” ungkapnya.

“Terakhir, AMJ memanggil seluruh elemen mahasiswa untuk berlomba-lomba memberikan gagasan terbaik menghadapi persoalan bangsa. Mari menjunjung semangat demokrasi, dan saling menghargai perbedaan pendapat,” tandasnya. (Mushonifin)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini