Ubah Sampah Menjadi Pundi-Pundi Uang, Pesantren Fadhlul Fadhlan Semarang Bekerja Sama dengan Agen Rapel

SEMARANG ( Sigijateng.id) – Tidak hanya sebagai bentuk kepekaan terhadap lingkungan, pengelolaan sampah kerjasama dengan Agen Rapel turut memberikan keuntungan dalam meningkatkan ketahanan ekonomi pesantren Fadhlul Fadhlan, Mijen, Semarang.

Dianti Pertiwi, salah satu anggota tim mengatakan Rapel merupakan aplikasi untuk menjual sampah anorganik yang masih memiliki nilai jual dan telah dipilah menurut jenisnya oleh pemilik sampah yang menjadi pengguna aplikasi. Sampah dijual kepada kolektor atau agen pengepul sampah yang menjadi mitra aplikasi.

Sampah yang masih bernilai akan dibayar oleh kolektor sesuai dengan daftar harga di aplikasi. Kolektor sampah terdekat akan menerima notifikasi dan akan melakukan booking untuk mengambil sampah tersebut. Sampah yang layak daur ulang akan diiklankan dalam aplikasi Rapel.

“User maupun kolektor akan mendapatkan poin dari aktifitas jual beli sampah, dan poin dapat ditukar dengan berbagai hadiah sesuai dengan promo yang ada,” kata Dianti Senin (23/8/2021).

Sampah Rapel dipisahkan menjadi 4 jenis mulai dari jenis plastik yang dapat menampung botol plastik, gelas plastik, dan kresek, lalu ada jenis kertas semacam kardus atau koran, jenis UBC seperti kemasan kotak susu, teh atau kopi, dan jenis lain-lain untuk botol kaca atau kaleng. Diluar jenis itu termasuk sampah yang tidak dapat dirapelkan dan masuk dalam kategori sampah yang dibakar.

Pemilahan sampah Rapel telah disosialisakan kepada para santri sejak 31 Juli 2021 dan saat ini telah berjalan dengan baik.

“Untuk memanage atau agar lebih intensif bagi berlangsungnya pemilahan sampah, dibentuk tim dari perwakilan santri berjumlah 16. Kami mengawasi berlangsungnya pemilihan sampah dan mengarahkan tim rapel ke bak sampah utama,” kata Dianti Pertiwi.

Tapi memang tidak semua santri langsung bisa membagi sampah sampah itu dengan benar. Ada beberapa santri yang masih salah dalam melakukan pemilahan sampah, karena mungkin malas membaca tulisan di tong sampah. Tapi seiring berjalannya waktu dengan penyuluhan diharapkan para santri sadar dan sudah bisa mengidentifikasikan sampah sesuai yang sudah dikelompokkan jenisnya.

Tidak hanya ahli dalam mengelola sampah, menjaga kebersihan lingkungan pesantren memang sudah menjadi kewajiban para santri. Hal ini sesuai arahan dari pengasuh Pesantren Fadhlan, DR. Fadhlolan Musyaffa’ dan istrinya yang sangat menekankan kebersihan lingkungan pondok. Salah satunya dengan adanya roan (bersih-bersih) setiap harinya sesuai jadwal grup yang sudah dibentuk.

Rizki Nur Hayati, salah satu anggota KKN MIT DR XII Kelompok 38 UIN Walisongo dalam kesempatan mengaji dengan Kiai Fadhlolan beberapa kali berpesan ingin menghilangkan image masyarakat bahwa pondok itu kumuh dan kotor.

“Karena itu santri pesantren fadhlul fadhlan dituntut aktif membersihkan lingkungan di setiap sudut tanah pesantren. Santri menjadi terbiasa hidup bersih dalam kesehariannya. Hal ini sekaligus sebagai upaya membentuk karakter santri dalam meningkatkan kesadaran lingkungan mulai dari yang semula terpaksa, menjadi terbiasa lalu menjadi karakter,” kata Rizki Nur.

Bagaimana tidak, lingkungan dan bangunan pesantren di Dukuh Wonorejo, Kelurahan Pesantren ini dikenal megah bak bangunan Prancis yang selalu dijaga keindahan dan kebersihannya.

“Para santri bebas menikmati berbagai area pesantren. Karena disini semuanya nyaman, nikmat, indah, bersih tempat dan udaranya, sehingga belajar di luar gedung dapat kondusif,” kata Rizki.

Semua ketahanan pesantren dikelola secara mandiri oleh para santri dan santri pula yang akan menikmati hasilnya. Rizki mengutarakan bahwa Kyai Fadhlolan pernah berpesan ingin mengajarkan santrinya mengabdi dimulai dari pesantren sebelum nantinya mengabdi di masyarakat. (rnh/asz)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini