Rumah Sakit Grobogan Darurat Pasien DBD, Ruang Perawatan Penuh Dalam 2 Bulan Terakhir

RSUD R Soejati Grobogan. Foto : istimewa

Grobogan (sigijateng.id) – Selama hampir dua bulan seluruh rumah sakit di Grobogan dipenuhi pasien. Bahkan sebagian rumah sakit tidak menerima rawat inap lantaran ruang perawatan penuh. Tak jarang pasien harus dilarikan ke rumah sakit luar kota untuk bisa mendapatkan penanganan medis.

Meledaknya pasien di sejumlah rumah sakit di Grobogan dipicu oleh musim pancaroba, dimana kondisi cuaca sering berganti menyebabkan imunitas masyarakat menurun.

Selain itu, banjir yang melanda Grobogan akhir-akhir ini menyebabkan serangan Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat, sehingga menyebabkan masyarakat harus menjalani rawat inap di rumah sakit.

“Hampir putus asa, karena kondisi anak sudah lemas, beruntung, masih ada bed di RSUD R Soejati. Meski harus bersabar di IGD (Instalasi Gawat Darurat) terlebih dulu,” ujar Rifan (46) warga setempat, Minggu (21/04) siang.

Dirinya juga mengaku telah menyambangi berbagai rumah sakit, mulai dari RSUD Ki Ageng Selo, Runah Sakit Permata Bunda, Rumah Sakit Islam, Rumah Sakit Yakkum, hingga RSUD R Soejati. Namun semuanya penuh dengan pasien.

Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Grobogan Djatmiko dihubungi secara terpisah mengatakan Grobogan saat ini mengalami darurat Demam Berdarah Dengue (DBD). “Dalam dua bulan ini kasusnya mengalami kenaikan signifikan, sudah ada dua pasien meninggal,” terangnya.

Djatmiko menambahkan, banyak pasien DBD masih tertahan di IGD karena ruang rawat inap penuh. Dia mengaku sudah berkoordinasi dengan Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Yankesmas) Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat untuk mencari solusi terkait ketersediaan ruang rawat inap.

”Saya sudah berkoordinasi dengan bidang Yankesmas, untuk segera melihat ke rumah sakit-rumah sakit agar bisa dicarikan solusi,” bebernya.

Djatmiko mengatakan, saat ini pasien yang belum mendapatkan ruang rawat inap, sudah mendapatkan pelayanan. ”Dari informasi yang saya peroleh, yang sudah dibawa ke RS dan belum dapat kamar, sudah dilayani. Tetapi masih harus stay di UGD sambil menunggu kamar inap tersedia,” jelasnya.

Dia menjelaskan, kasus DBD hingga 20 Februari 2024 mencapai 470 kasus. Jumlah tersebut terbagi menjadi demam dengue (DD) sebanyak 296 kasus, DBD sebanyak 169 kasus dan Demam Shock Syndrome (DSS) sebanyak 5 kasus. ”Untuk kasus kematian karena demam berdarah ini ada dua kasus,” katanya.

Pihaknya meminta kepada masyarakat untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3M. Yakni, menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mendaur ulang barang-barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti. (Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini