Miliki Angka Stunting Tertinggi, Kasi Pemberdayaan Masyarakat Patean Ajak Desa Plososari Cari Akar Masalah Tentukan Solusi  

Ilustrasi. Foto: Istimewa

Kendal (sigijateng.id) – Desa Plososari di Kecamatan Patean menempati urutan pertama desa dengan tingkat stunting tertinggi di wilayah Kabupaten Kendal. Padahal, desa yang berada di lereng gunung Prau ini dikenal sebagai desa yang makmur dengan sumber daya alam melimpah. 

Hal itu terungkap dalam Musyawarah Desa (Musdes) Rembug Stunting tahun 2024 yang dilaksanakan di balai desa setempat pada, Kamis 16 Mei 2024.

Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat, Kecamatan Patean, Aris Triyono merasa prihatin dengan kondisi ini. “Sangat ironis melihat Plososari yang makmur justru memiliki angka stunting tertinggi. Untuk itu mari bersama mencari akar masalahnya dan menentukan langkah konkret untuk menangani masalah ini,” ujar Aris.

Data yang ada, Desa Plososari terdiri dari 37 RT dan 9 RW dan masih ada 47 anak yang terindikasi stunting. Dengan demikian hampir setiap RT memiliki anak stunting, bahkan beberapa RT memiliki anak stunting lebih dari satu.

Ilustrasi. Foto: Istimewa

Menurut laporan dari Bidan Desa Siti Nurjanah, disampaikan pada tahun 2023 terdapat 54 anak stunting di Plososari dan tahun ini jumlahnya turun menjadi 47 anak.

“Sebaran stunting ada di 9 dusun yakni Kampir, Gedugan, Ploso, Ngandong, Ngampel, Sengon Gunung, Sengon Jurang, Rambut Gono, dan Jetaan,” jelasnya.

Masalah utama tingginya angka stunting di Plososari adalah pola asuh yang kurang tepat, selain juga penyakit bawaan pada anak stunting.

Dikatakan pula, ada program dari Pemerintah Kabupaten Kendal untuk mengatasi stunting, seperti program golden ticket yang memberikan akses langsung bagi anak stunting dengan penyakit penyerta ke RSUD Suwondo secara gratis.

Selain itu, ada program fastrack yang memungkinkan penanganan kasus stunting langsung tanpa antrian di RSUD Suwondo. “Dan ada program Joko Ting Ting  atau Jogo Tonggo Cegah Stunting yang diinisiasi oleh tim audit kasus stunting Kabupaten Kendal,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Desa Plososari, Supari mengajak seluruh peserta yang hadir untuk bersama-sama berupaya menurunkan angka stunting di Plososari.

“Semua masalah stunting ini bisa kita selesaikan tentunya bukan hanya tugas dari pemerintah desa Plososari, tetapi tanggung jawab kita semua,” katanya.

Kades menekankan pentingnya peran kader posyandu untuk mendekati orangtua yang memiliki balita agar aktif datang ke posyandu. Dikatakan, salah satu penyebab tingginya angka stunting adalah pernikahan dini yang masih banyak terjadi. (Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini