Inilah 6 Enam Atlet Tenis Meja Jateng yang Dipersiapkan untuk PON XXI Aceh – Medan, Optimis Rebut 2 Emas

Wakil Sekretaris Umum PTMSI Jateng Dustamat Jayawiguna. ( foto dok ptmsi jateng)

SEMARANG (sigijateng.id) – Pengprov PTMSI Jateng menatap PON XXI Aceh dan Sumut dengan penuh percaya diri. Tenis Meja ini termasuk  cabang olah raga non unggulan, namun pengurus cabor

Agar bisa merebut minimal 2 medali emas, Pengprov PTMSI Jateng telah memanggil sebanyak enam petenis meja untuk melaksanakan pelatda desentralisasi di tiga lokasi yaitu Kota Semarang, Jakarta, dan Kudus.  Pelada tersebut baru akan dilakukan Juni 2024 mendatang menyesuaikan program KONI Jateng.

Keenam atlet tenis meja itu yakni Donny Prasetyo Aji, Arfan Seina Pramudya , Gusti Aditya Muarif di kelompok putra, Lilies Indriyani, Rofiana Nurul Sabila, da Putri Deny Wulandari di bagian putri.

Wakil Sekretaris Umum PTMSI Jateng Dustamat Jayawiguna mengataan, meskipun berstatus cabang olahraga (cabor) non-unggulan karena masuk kategori lini tiga dalam program pelatda PON oleh KONI, Pengprov PTMSI menyatakan komitmennya untuk mengawal program pelatda ini dengan baik. “Pengprov PTMSI Jateng akan memberikan kontribusi maksimal kepada para atlet, melalui sarana latihan dan peralatan,” kata Dustamat dalam keterangannya, Kamis (18/4/2024).

Dia menandaskan, pihaknya tidak akan setengah hati dalam menyiapkan atletnya menuju PON XXI/ Aceh-Sumut yang bakal digelar September 2024 mendatang. Pengurus memasang target dua medali emas pada PON nanti.

”Kami akan mengembalikan supremasi tenis meja, sebagaimana era Anton Suseno, Hadiyudo, Mulatsih ataupun Yon Mardiyono. Saat itu, Jateng diperhitungkan di kancah nasional. Di tengah keterbatasan yang ada pada kami, para pemain harus berada dalam kondisi ‘on fire’ selama pelatda desentralisasi dan sentralisasi,” katanya.

Dustamat tak menampik, persoalan pendanaan pada hari ini, esok, atau pun lusa tetap menjadi tantangan berat. Para atlet tetap harus berlatih rutin, butuh asupan gizi, peralatan latihan yang berdaya saing.

”Kebutuhan mereka harus selalu tercukupi. Entah bagaimana caranya PTMSI mau tak mau harus  memutar otak. Kalau dibilang tombok, ya memang tekor. Tapi itu realitas yang tak bisa dihindari. Mungkin semua cabor mengalami. Tapi apakah itu membuat kami harus mandeg? Latihan menurut kami harus terus  berjalan,” tegasnya.

Soal target dua emas yang dipatok PTMSI, menurut dia, bukan sesuatu yang over estimate atau bahkan ngayawara (omong kosong). Meskipun dalam babak kualifikasi PON, posisi Jateng tak masuk empat besar, Dustamat tetap percaya atas kemampuan timnya yang bermaterikan pemain yang sudah malang melintang di kejurnas.

”Saat ini kami fokus, dan tak melihat ke belakang. BK  bagi kami adalah sarana meraih tiket , membaca peta, menata posisi, karena perang sesungguhnya ada di PON. Meskipun tenis meja masuk kategori lini ketiga,  kami justru tertantang bisa meraih dua emas PON,” ucapnya.

Soal potensi bisa menyumbang emas PON, kata dia, kans bisa datang dari sektor ganda putri, beregu putra dan beregu putri.

”Kami punya pelatih berpengalaman seperti Eddie Pramudjie, ada juga eks pemain M Irfan dan Agus Fredy Pramono. Mereka kami kira bisa meracik tim yang solid dan tangguh,” pungkasnya. (aris)

Berita Terbaru:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini