Duel Maut Sesama Penggembala Bebek di Klaten, 1 Orang Tewas, Ini Kronologinya

Ilustrasi. Foto: pixabay.com

Klaten (sigijateng.id) – Saling baku hajar antar penggembala bebek terjadi di jalan Desa Jetis, Kecamatan Klaten Selatan, Klaten, Selasa (19/3) kemarin. Diketahui W (47) warga Dusun Mranggen, Desa Trunuh, Kecamatan Klaten Selatan tewas usai duel.

Sedangkan, pria inisial T (35), yang merupakan lawan duel W ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.

“Sudah kita tetapkan tersangka. Dijerat Pasal 351 KUHP ayat 3,” kata Kasat Reskrim Polres Klaten, AKP Yulianus Dica Ariseno Adi kepada wartawan, Rabu (20/3/2024) siang.

Kaur Bin Ops Sat Reskrim Polres Klaten, Iptu Umar Mustofa menjelaskan Pasal 351 ayat 3 tentang penganiayaan yang menyebabkan matinya seseorang. Barang bukti yang diamankan berupa kayu yang ditemukan di lokasi kejadian.

“Ancaman hukumannya tujuh tahun penjara,” ujar Umar.

Umar mengatakan, kasus itu berawal saat adik W yang berinisial S ribut dengan T. “S itu ribut dengan T. S lalu pulang mengajak W atau korban. W kemudian memukul T dan T membalas memukul,” terang Umar.

Ditanya soal korban (W) saat duel itu disebut dalam kondisi mabuk, Umar membenarkan ada keterangan itu. Keterangan bahwa ‘korban sedang mabuk’ itu disampaikan oleh tersangka T.

“Ada keterangan korban mabuk, itu (keterangan) dari T. Tapi untuk hasil autopsi kita belum menerima karena baru kemarin,” pungkas Umar.

Belakangan diketahui bahwa keributan yang terjadi di jalan Desa Jetis itu dipicu oleh rebutan lahan dalam menggembalakan bebek.

Berdasarkan laporan Polsek, kronologinya Selasa 19 Maret 2024 sekira pukul 12.00 WIB, S datang menemui T yang sedang angon bebek di persawahan. S melarang T untuk tidak angon bebek di sawah tersebut.

Sementara itu, salah satu tetangga pelaku, Ratin (60) mengungkapkan jika S dan W sama-sama menggembala bebek saban harinya. Keduanya merupakan tetangga desa.

“Itu berdua, S sama W, dan T itu setiap hari angon (menggembalakan) bebek bersama. Itu tetangga desa,” ungkap Ratin kepada wartawan.

Menurut Ratin, sepengetahuannya tetangga rumahnya itu orang baik. Di kampung juga tidak pernah berbuat sesuatu yang meresahkan warga.

“Saya tau persis karena tetangga sebelah. Baik T itu, karena saya juga mantan RW,” ucapan Ratin.

Secara persis, sebut Ratin, dirinya tidak mengetahui ada masalah apa antara pelaku dan korban sehingga terlibat keributan. Setelah tahu ada kejadian itu dirinya ikut ke lokasi.

“Sebenarnya T itu tadi katanya sudah mau pulang. Tapi S itu pulang, datang ke sini sama kakaknya W itu,” imbuh Ratin. (Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini