Segini Harga Sewa Stadion Citarum Setahun, Yoyok Sukawi: Kami Sudah Siapkan Dananya

CEO PSIS Yoyok Sukawi. ( foto sigijateng.id)

SEMARANG (sigijateng.id) – CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi menyampaikan klarifikasi terkait stadium Citarum menyusul isu yang berkembang berbeda dengan keadaan yang ada dan dinilai menyudutkan PT MJS selaku pengelola PSIS Semarang.

Yoyok Sukawi juga menepis tudingan PT Mahesa Jenar Semarang (MJS) dalam kondisi tidak sehat karena dianggap tidak mampu meneruskan mengelola Stadion Citarum.  PT MJS dalam kondisi baik-baik dan ingin kembali menyewa Stadion Citarum Semarang.

“Stadiun Citarum itu asset Pemkot Semarang. Kami ingin memperpanjang sewa, karena mememang kami butuh tempat untuk pembinaan. PSIS juga membina anak-anak usia dina dan EPA. Tapi nggak apa-apa sekarang kami tidak lagi memakai Stadion Citarum. Pastinya, PSIS Semarang dalam kondisi baik-baik saja,” kata Yoyok Sukawi kepada wartawan, Jumat (9/6/2023).

Yoyok mengatakan, pihaknya perlu menyampaikan klarifikasi agar tidak ada lagi isu yang menyudutkan PSIS Semarang maupun Stadion Citarum. Salah satunya soal PT MJS yang dianggap tak punya duit untuk memerpanjang kontrak pengelolaan Stadion Citarum.

“Jauh-jauh hari sebelum kontrak Citarum berakhir kami mencoba menjalin komunikasi tapi tidak mendapat respons bahkan terkesan dipersulit,” terang Yoyok Sukawi.

Seperti diketahui, pengelolaan Stadion Citarum yang dimiliki Pemerintah Kota Semarang berpindah tangan ke pihak swasta lainnya semenjak Rabu (24/5/2023). Sebelumnya, stadion Citarum dikelola PSIS Semarang sejak 2020 silam dengan system sewa tahunan. Pada periode setahun terakhir, yakni pada periode  Mei 2022 sampai April 2023, PSIS menyewa Stadion Citarum dengan harga sewa Rp 1,1 M setahun. Tahun sebelumnya Rp 1 M. Dan dikatakan Yoyok, uangnya dibayar di muka.

“Kemarin, kami sudah siapkan pembayaran. Faktanya PSIS tidak pernah pernah menerima surat perintah pembayaran. Jadi kalau PSIS dianggap nggak punya duit, nggak kuat bayar sewa Citarum itu tidak benar. PSIS baik-baik saja,” tegas Yoyok Sukawi, yang juga anggota Komisi X DPR RI ini.

Soal tudingan PSIS tidak melakukan perawatan, Yoyok menyatakan itu tidak benar.  Dikatakan dia, PSIS telah melakukan banyak perbaikan dengan dana tidak sedikit, termasuk memperbaiki lampu stadion. Karena saat itu, PSIS Semarang mendaftarkan Stadion Citarum sebagai hombase kedua untuk tampil di Liga 1. Dan Stadion Citarum dinyatakan lolos sebagai home base PSIS oleh operator Liga 1. Butuh dana yang tidak sedikit untuk melengkapi sarana dan prasarana serta fasilitas stadion.

“Kemarin ditunjukkan ada bagian yang rusak. Untuk  yang itu, kami tidak bisa memperbaiki. Karena tempat itu masih disewa pihak ketiga dan masih ditempati mereka,” katanya.

Yoyok memastikan PSIS sudah ikhlas dan siap membuka lembaran baru tanpa Stadion Citarum. Apalagi saat ini PT MJS sudah punya Wisesa Soccer Field di Mranggen Demak yang bisa dipakai latihan skuad Mahesa Jenar.

“PSIS sudah ikhlas dan kalau sekarang nggak pakai Stadion Citarum PSIS baik-baik saja karena kami sudah punya lapangan sendiri yaitu Wisesa Soccer Field yang kelak akan dikembangkan menjadi training ground terintegrasi,” tandasnya.

Yoyok berharap klarifikasi ini bisa menyudahi polemik soal Stadion Citarum. Dia tak ingin masalah ini akan menyudutkan PSIS Semarang.

“Saya tidak mau klarifikasi ini justru menambah perpecahan atau polemik baru yang justru menyudutkan PSIS atau Citarum,” ujarnya.

Sebelumnya, diberitakan bahwa Stadion Citarum Semarang tidak  lagi di sewa oleh PT PT MJS atau PSIS, dan beralih ke pengelola lain. Kondisi ini memancing polemic di masyarakat, utamanya supporter PSIS. Suporter PSIS kecewa karena PSIS Semarang tidak akan bisa lagi berlatih dan bermain di stadion itu, padahal PSIS dan Stadion  Citarum itu memiliki sejarah panjang.

Berkaitan dengan polemic itu, Pemerintah Kota Semarang memberikan pernyataan bahwa PSIS bisa tetap berlatih di Stadion Citarum.

“Pada prinsipnya, Kami Pemerintah Kota Semarang mendukung penuh PSIS sebagai tim kebanggaan warga Semarang untuk tetap berlatih di stadion Citarum. Jadi berita yang beredar di media sosial selama ini yang menyebutkan seolah-olah PSIS terusir dari Stadion Citarum tidaklah benar,” tegas Kepala Dinas Pemuda dan Olah raga Kota Semarang, Fravarta Sadman dalam konferensi pers di Balaikota, Sabtu (3/6).

Dirinya kemudian menerangkan jika pergantian pengelola stadion Citarum yang semula dilakukan oleh manajemen PSIS kini beralih ke pihak lain dikarenakan kontrak manajemen PSIS untuk mengelola stadion Citarum berakhir pada tanggal 23 April 2023.

Pihak manajemen PSIS sendiri tidak memperpanjang kontrak dan saat itu Pemerintah Kota Semarang sudah memberikan toleransi waktu penawaran perpanjangan, sehingga saat ada pihak lain yang berminat mengelola maka diberikan kepada pihak pengelola yang baru. Hal ini dikarenakan Pemkot Semarang harus bertindak tegas untuk menyelamatkan aset negara serta masyarakat tetap bisa memanfaatkan stadion Citarum seperti sedia kala.

“Kami, Pemerintah Kota Semarang melalui Dinpora kemudian memberikan tenggang waktu kepada pihak manajemen PSIS untuk menyelesaikan pembayaran perpanjangan masa pengelolaan stadion selama 1 bulan lebih, namun karena sampai batas waktu yang telah dijanjikan, pihak manajemen PSIS tidak melakukan pembayaran perpanjangan pengelolaan, maka sebagai upaya penyelamatan aset negara, Pemkot Semarang menerima penawaran pihak lain yang bersedia mengelola stadion Citarum,” terang Fravarta.

Lebih lanjut, Fravarta menjelaskan dengan pengelolaan stadion Citarum oleh pihak lain diharapkan pengelolaannya akan menjadi lebih profesional dan nantinya Stadion Citarum bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Dalam hal ini, manajemen PSIS juga bisa lebih fokus dalam mengelola, mengawal dan membesarkan PSIS.

“Intinya bahwa dengan pengelolaan Stadion Citarum melalui manajemen yang baru tidak kemudian membuat PSIS terusir. PSIS masih bisa tetap berlatih di sana,” pungkas Fravarta.

Sekretaris Daerah Kota Semarang, Iswar Aminuddin menambahkan jika Pemerintah Kota Semarang berjalan berdasarkan pada Peraturan Perundang-undangan di mana terkait pengelolaan barang milik daerah telah diatur dalam Permendagri Nomor 41 tahun 2021 tentang penatausahaan barang milik daerah. Di lain pihak ada klub sepak bola PSIS yang dikelola secara profesional. “Berbicara profesional, maka barang milik daerah pun juga harus dikelola secara profesional, artinya bahwa ini bukan lembaga sosial yang sudah diatur segala sesuatunya dalam Permendagri,” terang Iswar.

Dirinya mengajak pihak-pihak terkait untuk bertemu dan berdiskusi. “Tidak perlu kemudian kita ramai-ramai, kan kita sama-sama membangun kota Semarang menjadi lebih baik. PSIS adalah klub besar kebanggaan kita yang harus kita support,” tegas Iswar.

Pengelola baru, rencananya sudah siap untuk memperbaiki sarana prasarana stadion Citarum yang saat ini kondisinya sudah tidak memadai. Di beberapa sudut stadion bahkan mengalami kebocoran dan kamar mandi atau toilet yang tidak terawat serta melakukan perbaikan sisi tribun dan sisi dalam. (aris)

Berita Terbaru:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini