Cuaca di Tanah Suci 41° Celsius, Dokter Arfik Berikan Tips Mencegah Dehidrasi untuk Jemaah Haji

Cegah Dehidrasi jemaah minum air Zam-zam. Foto : vian / sigijateng.id

JEDDAH  (sigijateng.id– Cuaca panas ditanah suci Arab Saudi mencapai 39° hingga 41° celsius. Hal itu membuat banyak jemaah haji lanjut usia (lansia) menderita berbagai penyakit. 

Beberapa penyakit yang banyak di derita khususnya para jemaah calon haji lansia yakni demensia, dehidrasi, dan infeksi paru-paru. Tak pelak, ada sejumlah jemaah harua dirawat di KKHI Mekkah.

“Infeksi paru-paru saat ini menjadi penyebab terbanyak bagi jemaah yang harus dirawat di KKHI Makkah,” kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah dr. Arfik Setyaningsih.

Menurutnya, jemaah haji lansia juga sering menderita pikun atau penurunan daya ingat, bahkan yang sifatnya kronis yakni demensia. Tandanya gelisah, marah-marah hingga mengamuk, tersesat, gangguan tidur, ada juga yang menjadi pendiam dan menyendiri, serta kebingungan. 

“Selain infeksi paru, banyak ditemui kasus jemaah lansia pikun di Tanah Suci, dimana sebelumnya di Tanah Air tidak mengalami hal ini. Gangguan pikun akut yang dialami jemaah haji, dalam bahasa medis dikenal dengan istilah delirium,” ujar Arfik kepada tim MCH, Jumat (8/6/2023). 

Untuk mencegah munculnya penyakit tersebut, Arfik memberikan sejumlah tips bagi jemaah haji agar tetap bugar, sehat dan bisa menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji sesuai syariat Islam. 

Berikut ini tips untuk mencegah terjadinya dehidrasi menurut Arfik, diantaranya : 

1. Istirahat minimal 8 jam sehari, jangan berlebihan beraktivitas

Jemaah haji khususnya lansia, disarankan beristirahat yang cukup, minimal 8 sampai 9 jam dalam sehari. Jangan terlalu berlebihan dalam melaksanakan aktivitas fisik. 

Pelaksanaan ibadah harus disesuaikan dengan kondisi badan. Sebab, bila terlalu berlebihan dalam beraktivitas, dapat memicu kelelahan, yang bisa berujung pada munculnya penyakit. 

2. Minum setiap 15 menit minimal 3 liter sehari 

Untuk mencegah dehidrasi dan memenuhi cairan tubuh, jemaah tanpa gangguan ginjal kronis dan pembengkakan jantung, minimal harus minum 3 liter sehari. Disarankan untuk minum setiap 15 menit. 

Supaya tidak sering kencing, minumnya bertahap yaitu 2 atau 3 teguk setiap 15 menit, jangan menunggu haus. Minumlah air atau cairan yang sesuai dengan suhu tubuh, jangan yang terlalu dingin. 

“Saat jemaah haji berada di Masjid Nabawi ataupun di Masjidil Haram dan hendak minum air zamzam, kami sarankan untuk minum air zamzam yang tidak dingin, untuk menghindarkan perubahan suhu di tubuh yang ekstrem,” jelas Arfik. 

3. Makan makanan yang segar bukan instan, jangan berlebihan makan kurma 

Cukupi kebutuhan nutrisi harian. Jemaah haji perlu menjaga kecukupan asupan protein, karbohidrat, lemak dan vitamin. Makan makanan yang segar, hindari makanan instan dan mengandung bahan pengawet. 

Jemaah haji yang memiliki penyakit diabetes melitus, jangan berlebihan mengonsumsi kurma dan minuman manis. 

“Asupan nutrisi jemaah haji tidak hanya dari kurma, yang penting adalah makan 3 kali sehari. Kecukupan kalori, protein, karbohidrat, lemak dan vitamin. Penderita diabetes melitus tidak bisa mengonsumsi banyak kurma,” kata Arfik. 

4. Hindari stres dan cemas dengan aktif bersosialisasi 

Agar tidak stres, cemas, dan tidak menurun daya ingat, jemaah haji perlu aktif bersosialisasi dengan lingkungan kloter. Ikuti kegiatan yang ada di kloter. 

Bagi jemaah haji yang memiliki komorbid atau penyakit kronis dan harus mengonsumsi obat setiap hari, bawa obat saat berangkat haji, jangan lupa konsumsi dengan tertib dan rutin. 

5. Pakai payung, topi dan tabir surya agar terlindung dari cuaca panas 

Selalu gunakan alat perlindungan diri dari cuaca panas seperti payung, topi, kacamata, tabir surya. Perlu juga menggunakan masker jika berada dalam keramaian, kecuali saat tawaf. 

Bila jemaah haji mengalami gangguan kesehatan, segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan kloter. Jangan mengabaikan gejala gangguan kesehatan sekecil apapun, dan segera berkonsultasi dengan tenaga Kesehatan di kloter masing-masing. 

Agar jemaah haji sehat dan lancar dalam menjalankan ibadah haji, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Liliek Marhaendro Susilo mengimbau jemaah haji mandiri yang sehat, agar turut mengawasi dan memberikan pendamping terhadap jemaah lansia dan risiko tinggi (risti). 

“Kami juga minta jemaah haji mewaspadai cuaca panas di Arab Saudi dengan selalu menggunakan alat pelindung diri seperti payung, masker, kaca mata hitam, semprotan air, dan alas kaki, saat berada di luar hotel. Jadi semprotan air pun juga digunakan jika mereka mulai merasa kering di kulitnya supaya tidak terjadi iritasi di kulitnya,” ujar Liliek. 

Bagi jemaah yang memiliki penyakit komorbid untuk minum obat teratur sesuai anjuran, dan memeriksakan diri secara rutin ke tenaga kesehatan haji. (Red)

Berita Terbaru:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini