Pimpinan Ponpes Ditetapkan Jadi Tersangka, Kasus Pelecehan Santriwati di Karanganyar

Pimpinan pesantren ditetapkan tersangka kasus pelecehan seksual terhadap santriwati.. Foto : pixabay.com

Semarang (sigijateng.id) – Kepolisian Daerah (Polda) Jateng menetapkan salah satu pimpinan pondok pesantren (ponpes) di Karanganyar terkait kasus dugaan pelecehan seksual di lingkungan ponpes itu. Korbannya saat ini 6 orang santriwati.

Kabid Humas Polda Jateng Kombes Satake Bayu Setianto mengemukakan tersangka berinisial DN.

“Dari olah TKP dan gelar perkara, salah satu pimpinan di pondok pesantren tersebut dinaikkan status dari saksi menjadi tersangka,” kata Kombes Bayu di Mako Ditreskrimsus Polda Jateng, Kamis (7/9/2023).

Kasus itu awalnya ditangani Polres Karanganyar, namun dalam kelanjutannya ditangani Polda Jateng. “Tersangka ditahan di Rutan Polda Jateng,” lanjut Kombes Bayu.

Penyidik, kata Kombes Bayu, sudah memeriksa 10 saksi terkait perkara ini termasuk tersangka. Dia belum mengungkapkan modus tersangka untuk melecehkan para korbannya.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah santriwati salah satu ponpes di wilayah Kecamatan Jatipuro diduga menjadi korban pencabulan yang dilakukan seorang pimpinan pondok.

Kasus tersebut saat ini ditangani Polda Jateng. Pimpinan ponpes yang diduga melakukan pencabulan telah diamankan polisi.

Bahkan, pelaku pencabulan terhadap enam santriwati salah satu pondok pesantren (ponpes) di Kecamatan Jatipuro, Karanganyar, dikenal sebagai sosok yang baik, ramah dan agamis.

Kepala Desa Jatipuro Rakino mengatakan, kejadian yang dialami enam santriwati itu membuat warga tak menyangka. Sebab, selama ini sosok AB, yang diduga melakukan pencabulan terhadap enam satriwati, dikenal sebagai sosok yang baik dan agamis.

“Ini kejadian pertama. Kalau pondoknya sudah ada lama. Sudah puluhan tahun. Wajar kalau masyarakat jadi heboh. Kok bisa sampai ada kasus seperti ini,” katanya, Rabu (6/9).

Menurutnya, ponpes itu rutin menggelar pengajian setiap malam Jumat, yang dihadiri masyarakat umum. Terkadang mengundang ulama dari berbagai daerah.

Santri ponpes selain dari Karanganyar, juga berasal dari daerah lain. Jumlah santrinya saat ini ada 40-an. Pascakejadian, aktivitas di ponpes masih berjalan biasa. Hanya saja, situasinya terlihat sepi. (Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini