Paska Pasar Manyaran Terbakar, Wali Kota Hendi Isyaratkan Alih Fungsi

Walikota Semarang, Hendrar Prihadi saat mengunjungi korban kebakaran pasar Manyaran. (Foto. Humas Pemkot Semarang)

Semarang (Sigijateng.id) – Pemerintah Kot Semarang akan mengkaji ulang keberadaan pasar Manyaran yang terbakar pada Senin malam (9/5/2022). Pasalnya pasar tersebut selama ini tidak dipergunakan sebagaima mestinya seperti pasar pada umumnya.

Walikota Semarang, Hendrar Prihadi yang akrab disapa Hendi menegaskan sebelum mengambil langkah yang lebih jauh, pihaknya masih fokus pada penyaluran bantuan ke para pedagang yang menjadi korban kebakaran.

“Maka kita tadi ngecek ke sini untuk membicarakan tentang solusinya. Kira-kira apa yang bisa dilakukan Pemerintah Kota Semarang untuk membantu meringankan pedagang yang terkena dampak kebakaran supaya mereka tetap bisa berjualan,” kata Hendi, Rabu (11/5/2022).

Hendi sendiri mengaku telah meninjau langsung lokasi kebakaran Pasar Manyaran yang terjadi Senin malam kemarin. Selain itu, dirinya juga memastikan penanganan yang telah dilakukan oleh jajarannya.

“Ya saya ikut prihatin, Senin malam kemarin jam 19.45 sampai jam 8 terjadi kebakaran di sini di daerah Manyaran. Untuk yang terbakar sebanyak 24 los pasar, korban jiwa Alhamdulillah tidak ada,” ujarnya usai melakukan peninjauan.

Hendi menjelaskan, pasar tersebut merupakan tempat relokasi pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Manyaran yang dipindahkan karena pelebaran jalan. Hendi mengungkap para pedagang di pasar tersebut justru tidak mempergunakan kios tersebut tidak sesuai peruntukannya.

“Ternyata pasar itu relokasi PKL di Manyaran. Waktu Jalan Manyaran dilebarkan kan banyak PKL, mereka tidak digusur tapi direlokasi. Yang terjadi banyak pedagang jual lagi kiosnya dan dialihnamakan. Konsepnya bukan seperti konsep awal,” ujar Hendi.

Dirinya menuturkan Semarang sudah punya pengalaman buruk soal kebakaran pasar. Ketersediaan alat pemadam kebakaran di pasar dan tempat publik lainnya akan menjadi perhatian.

“Kita punya pengalaman buruk kebakaran di pasar, yang malam tadi belum tahu penyebabnya apa. Rata-rata beban listrik dan korsleting, karena itu tempat tinggal bisa juga karena lilin. Tapi kita tidak bisa menduga-duga. Di ruang publik apalagi yang berdempet, selain dituntut waspada dan displin, disiapkan sarana pemadam api,” pungkasnya.

Hendi menambahkan jika saat ini pihaknya melalui Dinas Perdagangan Kota Semarang sedang menghitung jika tidak terlalu besar anggarannya bisa segera pakai BTT (Belanja Tidak Terduga). Tetapi jika terlalu besar anggarannya maka akan dibuatkan anggarannya di tahun depan. (Mushonifin)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini