Melihat Lebih Dekat Bangunan Bersejarah Koloniaal Indie Huis Stijl Di Wonosobo yang Beralihfungsi

Sejarah Wonosobo jaman Kolonial . Foto : blog.wonosobomuda.com)

SIGIJATENG.ID – Puluhan tahun silam, tepatnya tahun 1931 Belanda membangun markasnya di sekitar Kampung Argopeni. Letak tepatnya berada tidak jauh dari pusat kota dan hanya beberapa meter dari Jl. Dieng.

Koloniaal Indie Huis Stijl ini setelah tidak digunakan sebagai markas tentara Belanda, beralihfungsi menjadi rumah Dinas Kepala Pertanian Kab. Wonosobo setelah kemerdekaan. Kepala Dinas bergantian mendiami tempat ini hingga 2014 lalu. Kini, bangunan tersebut resmi menjadi Kantor Kwartir Cabang Pramuka Wonosobo.

Sejak ditempati oleh Kwarcab, gedung ini dirombak besar-besaran. Mulai dari pengecatan ulang, pembabatan ilalang, penanaman tanaman di sekelilingnya juga tidak ketinggalan. Pembangunan gapura, pagar, bahkan balai kecil di depan kantor.

Semenjak menjadi Sanggar Pramuka tempat ini menjadi lebih sering dikunjungi. Tidak hanya oleh pengurus Kwarcab saja, pembinaan anggota pramuka yang hendak berangkat lomba tingkat provinsi juga dilakukan di sini.

Tempat ini sangat nyaman karena penyinaran yang sempurna dan angin semilir yang masuk lewat jendela. Suasananya juga asyik karena halamannya luas. Bagian dalam bangunan dihiasi oleh pernak-pernik pramuka.

Sama seperti bangunan Belanda lain, lorong menyatukan banyak ruangan. Total ada 7 ruangan termasuk garasi dan kamar mandi. Semua pernik bahkan engsel jendela dan hiasan di atasnya juga masih sama persis seperti pertama dibuat.

Seperti kebanyakan bangunan Belanda yang masih berdiri di daerah lain. Bangunan ini juga kental dengan cerita mistis. Ketika masih menjadi rumah dinas, rumah ini hanya dirawat seperlunya. Ilalang dan rumput di belakang rumah tidak dibabat dan rumah hanya dihuni begitu saja.

Kepala Dinas yang menghuni, belum pernah ada yang menempatinya genap sesuai tempo. Jika diberi izin menempati 1 tahun, belum 7 bulan sudah ditinggalkan. Bahkan ada yang baru beberapa bulan sudah berganti pembantu 6 kali. Hal ini diceritkan oleh Gito, selaku pengurus kwarcab pramuka yang mendiami bangunan tersebut.

Hingga saat ini bangunan itu masih digunakan jika ada peringatan hari pramuka dan kegiatan pramuka lain yang membutuhkan tempat berkumpul. (akhida)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini