Ulama dan Cendekiawan Forum Cinta Tanah Air Rumuskan Kurikulum Anti Radikalisme

FGD Forum Cinta Tanah Air di Gedung Rektorat UIN Walisongo Kampus 3 Ngaliyan Semarang, Minggu (4/4/2020).

SEMARANG (Sigi Jateng) – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengapresiasi dan mendukung penuh para ulama ulama’ dan cendekiawan Jawa Tengah yang tergabung dalam Forum Cinta Tanah Air, yang berkolaborasi untuk membuat kurikulum pendidikan, menggabungkan kampus dan pondok pesantren. Apalagi, forum itu hadir untuk membuat pedoman pengajaran di sekolah sebagai upaya melindungi generasi muda dari bahaya paham-paham radikal dan intoleran itu.

“Forum yang dipelopori Mbah Munif ini sangat brilian dan menerobos. Menggabungkan kampus dan pondok pesantren, mereka berkolaborasi untuk membuat kurikulum pendidikan. Ini luar biasa. Forum itu dibentuk untuk merumuskan kurikulum anti radikalisme dan intoleransi di Jawa Tengah,” kata Ganjar saat menghadiri FGD Forum Cinta Tanah Air di gedung rektorat UIN Walisongo Semarang, Minggu (4/4/2021).

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat memberikan keterangan kepada wartawan bersama Rektor UIN Walisongo Prof Dr Imam Taufik dan Wakil Ketua Komisi A DPRD Jateng Fuad Hidayat.

Forum Cinta Tanah Air ini diinisasi dan dipimpin oleh pengasuh pondok pesantren Giri Kusumo Mranggen, KH Munif Muhammad Zuhri atau yang akrab disapa Mbah Munif. Anggota forum terdiri dari ulama, pengasuh pondok pesantren, rektor dan cendekiawan lainnya.

FGD di UIN Walisongo ini adalah yang kali keempat sejak forum terbentuk. Kali pertama digelar di Kampus Undip, kedua di pondok pesantren Giri Kusumo Mranggen, ketiga di Kampus Unnes Semarang. FGD di UIN Ini, selain dihadiri Gubernur Jateng juga Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi dan Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Rudianto dan Wahyu Muryadi juru bicara Menteri Kelautan dan Perikanan, Kepala Staf Protokoler Kepresidenan Era Presiden Gus Dur.

Ganjar Pranowo menerangkan, forum ini sangat tepat sebagai jawaban kondisi masyarakat saat ini. Apalagi baru-baru ini, ada aksi terorisme di Makassar dan Jakarta yang dilakukan oleh anak-anak muda.

“Saya resah melihat kondisi ini. Maka saya mendukung forum ini sebagai upaya melindungi generasi muda dari paham radikalisme dan intoleransi. Dengan membentuk karakter dan membuat metode dan metodologi pembelajaran yang baik, forum ini diharapkan membuat anak-anak tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga emosional. Jadi, tidak gampang ngamukan, tidak baperan,” terangnya.

Setelah kurikulum yang dibentuk selesai, nantinya hasil forum tersebut akan diterapkan oleh Ganjar di seluruh sekolah di Jawa Tengah. Harapannya kurikulum itu dapat dimasukkan dalam setiap pembelajaran yang ada di jenjang pendidikan itu.

“Semua tingkat dan semua level. Hasil forum ini tentu akan menjadi bagian penting dalam pendidikan di Jawa Tengah. Jadi kalau siswa belajar itu ada gurunya dan isinya benar. Kalau tidak ada gurunya, mereka akan belajar di internet dan itu bahaya. Nanti merasa benar, muncul ujaran kebencian, gampang ngamuk dan sampai pada tindakan yang tidak diinginkan,” tutupnya.

Sementara, tuan rumah FGD Forum Cinta Tanah Air yakni Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof. Imam Taufiq mengatakan, forum tersebut muncul dari kegelisahan dan kekhawatiran tentang isu kekerasan dan radikalisme saat ini. Menurutnya, semua pihak harus berkolaborasi untuk mengatasi masalah terbesar bangsa itu.

“Pondok pesantren dengan karakter khasnya, kampus dengan dunia keilmuannya dan pemerintah harus bersama-sama merumuskan design pendidikan yang ramah dan santun. Maka kolaborasi ini sangat pas untuk diterapkan,” katanya.

Forum tersebut sudah empat kali menggelar FGD. Dalam waktu dekat, akan selesai modul-modul yang bisa digunakan dalam pembelajaran berbagai pihak, khususnya sekolah umum yang ada di bawah naungan pemerintah.

“Sudah hampir selesai, jadi sebentar lagi bisa diterapkan. Yang ditekankan adalah pendidikan yang ramah, mengajarkan kebersamaan, tidak mempermasalahkan perbedaan, tidak melakukan kriminalitas dan lainnya. Intinya adalah pengajaran karakter untuk tidak radikal dan tidak intoleran kepada semua anak bangsa,” tutupnya.(Aris)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini