PPKM Diperpanjang, SMP 13 Semarang Berlakukan Praktek Menggunakan Video

Kepala SMP Negeri 13 Semarang, Joko Winarno, sedang berkeliling memantau keadaan kelas yang kosong karena Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). (dok.)

SEMARANG (Sigi Jateng) – SMP Negeri 13 Semarang memberlakukan praktik dari para siswa diganti dalam bentuk pengiriman video ataupun gambar foto. Hal ini dilakukan agar mata pelajaran praktik tetap terserap dengan baik selama pandemi covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang telah diperpanjang selama 14 hari, mulai 26 Januari hingga 8 Februari 2021.

Kepala SMP Negeri 13 Semarang, Joko Winarno, menegaskan dengan demikian mata pelajaran yang membutuhkan praktik tetap dikerjakan dari rumah serta dia menghimbau kepada para guru untuk tidak menerapkan praktik secara berkelompok.

“Jadi para siswa tinggal kirimkan videonya ke guru, karena kami mengedepankan protokol kesehatan. Selama covid, guru-guru juga kami minta untuk di nomor satukan memberikan motivasi dan penerapan protokol kesehatan serta pendidikan karakter kepada siswa dilakukan secara daring,” kata Joko, Rabu (27/1/2021).

Adapun terkait proses pembelajaran, diakuinya, masih menerapkan secara Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hal itu sesuai edaran terbaru terkait kebijakan PPKM yang diundur sampai 8 Februari. Untuk para gurunya diterapkan pembelajaran Work From Office (WFO) dan Work From Home (WFH), dengan mekanisme 50 persen yang masuk dan di rumah.

“Kalau anak-anak tetap full daring, jam pembelajaran dari Senin sampai Kamis dari pukul 8 hingga 2 siang, khusus Jumat dari pukul 8 sampai 11 siang. Termasuk guru-guru yang memantau para siswa yang absennya kurang kami upayakan komunikasi dengan orangtua melalui paguyuban, jadi kami datangkan orangtua yang pembelajaran anaknya kurang aktif, tujuannya supaya bisa aktif kembali,” jelas Joko, di sekolahnya Jl Lamongan Raya, Sampangan, Gajahmungkur, Semarang.

Pihaknya memastikan, guru-guru yang masuk tetap menjalankan protokol kesehatan. Karena mulai masuk halaman sekolah sudah ada tempat cuci tangan di beberapa tempat. Pihaknya juga memastikan, sekolahnya sudah siap menghadapi new normal apabila harus diberlakukan sekolah tatap muka. Hanya saja semua itu tetap menunggu edaran dari dinas pendidikan.

Joko juga mengaku, sekolahnya sudah dibekali dari dinas terkait prosedur kalau sampai new normal diterapkan. Nantinya kalau diterapkan pembelajaran tatap muka maksimal pelajar disiapkan 50 persen dari daya tampung. Sehingga ruang khusus di kelas disetting 16 meja dan kursi karena jumlahnya setengah dari satu kelas yang berjumlah 32 siswa.

“Ruang sebenarnya sudah diupayakan ada sekat satu orang satu meja, komite juga mendukung, cuma PJJ mundur lagi. Hanya saja sarana dan prasarana sudah kami siapkan di sekolah sesuai standarnya, meskipun belum digunakan,” sebutnya.

Sekolahnya yang memiliki 45 guru, 854 siswa dan 12 tenaga karyawan. Dengan 27 kelas itu juga pernah mendapatkan prestasi sebagai tim kehormatan pasukan pengibar bendera yang diadakan Dinas Pendidikan Kota Semarang tahun 2020.

“Kalau prestasi banyak disini, pialanya kami pajang di pintu masuk,” ujarnya. (Mushonifin)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini