Orang Tua Meninggal Karena Covid-19, Wakil Walikota Bantu Kehidupan Dua Anak di Tembalang Ini

Wakil Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu sedang mendengarkan cerita dia anak di Tembalang yang ditinggalkan kedua orang tuanya. (Dok.)

SEMARANG (Sigi Jateng) – Meisya Rara Khairan Santoso (12) dan kakaknya Muhammad Banta Raja Cut Santoso (19) menjadi yatim piatu usai sang ayah meninggal terpapar Covid-19 pada 16 Juli 2021 lalu. Semantara itu, sang ibu terlebih dahulu meninggal akibat sakit komplikasi pada 2018 silam. Dengan demikian kini keduanya telah menjadi yatim piatu.

Nasib malang yang dialami kedua kakak beradik tersebut membuat wakil walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menjadi iba. Wakil walikota yang akrab disapa Mbak Ita tersebut lalu mendatangi keduanya di rumah tinggal mereka di perumahan Dinar Elok Tembalang, Semarang, Selasa (3/8/2021) sore.

Kepada Mbak Ita, Muhammad Banta Raja Cut Santoso menceritakan dirinya baru saja lulus SMK, sementara adiknya masih kelas 6 SD. Remaja yang akrab disapa Pancut tersebut juga berencana mencari kerja untuk menyambung hidupnya.

“Sekarang tinggal berdua saja dengan adik. Kebetulan saya baru lulus SMK, kalau adik masih kelas 6 SD. Makanya sekarang masih cari-cari pekerjaan, buat menyambung hidup,” ujar Pancut kepada Mbak Ita.

Kedua yatim piatu ini tak memiliki saudara dekat lantaran keluarga besar sang ibu berasal dari Aceh.

Tanpa sanak saudara di dekat mereka, Meisya dan Pancut mencukupi kebutuhan sehari-hari dari sisa uang tabungan sang ayah yang merupakan pensiunan salah satu bank di Jawa tengah.

Terkadang, sebagai bentuk simpati dan upaya ‘Jogo Tonggo’, warga secara bergantian memberi kebutuhan pokok seperti beras.

“Kalau nasi kami masak sendiri, tapi lauknya beli,” ujar Pancut.

Pancut berbagi cerita dengan Mbak Ita, sapaan Wakil Wali Kota Semarang. Setelah lulus SMK Pelita Nusantara, ia berharap bisa segera mendapat pekerjaan untuk menyambung hidup.

“Pinginnya bisa dicarikan pekerjaan bu. Kemarin, saya sudah mengajukan lamaran pekerjaan di Alfamart dan Indomaret terdekat, tapi belum ada informasi lagi, buat nyambung hidup,” ujar Pancut.

Apalagi, tanggungjawab keluarga kini harus diemban Pancut, ia harus mencukupi kebutuhan sehari-hari, hingga berbagai cicilan usai sang ayah meninggal.

“Masih harus bayar cicilan motor dan TV perbulan, juga buat bayar kekurangan ambil ijazah di SMK,” keluhnya.

Mbak Ita ‘trenyuh’, ia lantas meminta RW setempat mendata keperluan dari dua yatim piatu ini.

“Saya akan bantu bayar cicilan, bantu pembayaran ijazah dan untuk keperluan sehari-hari. Kita perlu support mereka, apalagi si sulung ini kan baru lulus SMK dan butuh bantuan untuk mengambil ijazah, dan juga kesulitan mencari pekerjaan,” ujar Ita.

Selama ini, lanjut Ita, mereka berdua tidak tahu bagaimana sang ayah mengelola keuangan, sehingga mereka harus hidup mandiri mengandalkan uang simpanan yang ada dibantu warga sekitar.

“Tugas kita adalah membantu meringankan beban mereka, membantu mencarikan pekerjaan, tadi juga pak Camat Tembalang siap membantu mencukupi kebutuhan mereka per bulan, saling support ini yang dibutuhkan supaya anak-anak ini hidup mandiri seperti anak lainnya,” terang Ita. (Mushonifin)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini