SEMARANG (Sigi Jateng) — Pemprov Jateng berencana melakukan ujicoba pembelajaran tatap muka (PTM) di 140 untuk jenjang SMP, SMA, SMK dan MA mulai 5 April mendatang. Dan anggota Komisi E DPRD Jateng dari Fraksi Partai Gerindra, Yudi Indras Wiendarto menyakan agar menyarakan sebaiknya ditunda terlebih dahulu karena dinilai mengkhawatirkan.
Menurut Yudi, ada sejumlah faktor yang mengkhawatirkan dalam rencana PTM tersebut. Mulai dari kegagalan ujicoba PTM pada tahap pertama hingga potensi terjadinya lonjakan Covid 19 di Jateng.
Menurut Yudi Indras saat ini grafik kasus Covid 19 masih fluktuatif. Dengan adanya interaksi di kelas maka potensi grafik Covid 19 di Jateng bisa saja terjadi lonjakan.
“Sesuai data dari Satgas Covid Nasional per 29 Maret 2021, kabupaten/kota di Jateng memang tidak ada yang masuk zona merah. Namun yang perlu dicatat, kabupaten/kota di Jateng juga tidak ada yang masuk zona hijau. Semuanya masuk di zona orange yang berpotensi naik menjadi zona merah,” kata politisi dari Partai Gerindra ini.
Berdasarkan data dari laman corona.jatengprov.go.id, saat ini jumlah pasien covid 19 yang masih dirawat dan menjalankan isolasi mandiri sebanyak 5.925.
“Saya kira tidak perlu terburu-buru. Melihat data itu, sebaiknya PTM perlu ditunda lebih dulu. Jangan sampai uji coba itu nanti justru merugikan upaya penanganan Covid 19, jika memang terjadi lonjakan,” kata Yudi Indras, Kamis (1/4/2021).
Alasan kedua yang menyebabkannya meminta PTM ditunda adalah, kegagalan ujicoba PTM pada tahap pertama. Bahkan saat itu ratusan siswa SMK Negeri Jawa Tengah yang dikelola langsung oleh Pemprov, terkena Covid 19. Sehingga uji coba langsung dihentikan.
“Lalu, jika sekarang mau dilakukan uji coba PTM, sejauh mana standar sarpras dan standar protokol kesehatan untuk mengukur kesiapan sekolah? Karena melihat uji coba yg dulu malah meningkatkan jumlah penderita covid. Kita tidak boleh lupa dengan kejadian itu,” ujarnya.
Berita Terbaru:
- Inilah 6 Enam Atlet Tenis Meja Jateng yang Dipersiapkan untuk PON XXI Aceh – Medan, Optimis Rebut 2 Emas
- Pemprov Jateng Beri Bantuan Keuangan Rp119,4 M untuk Jepara, Nana Sudjana: Gunakan dengan Optimal dan Transparan
- Gelar Silaturahmi Idul Fitri 1445 H, Dirut Semen Gresik Mengajak Perkokoh Sinergitas dan Kinerja yang Unggul
- Hadiri Peringatan Hari Jadi ke – 475 Jepara, Pj Gubernur Jateng Apresiasi Kinerja Pembangunan Pemkab Jepara
- Jelang Putusan MK Sengketa Pilpres, PDIP Jateng Ziarah ke Makam RA Kartini
Alasan ketiga belum selesainya vaksinasi. Vaksinasi memang telah dilakukan namun belum selesai.
“Iya, mungkin guru-gurunya sudah, Siswanya sudah belum? Misalnya guru dan siswa ini sudah, lalu orang tua siswa atau orang-orang yang tinggal serumah dengan guru dan siswa ini bagaimana? Jangan sampai siswa dan guru ini nanti menjadi OTG dan menularkan covid ke lingkungannya,” tandasnya.
PTM itu hendaknya juga merujuk pada rekomendasi WHO. Sesuai rekomendasi dari WHO, untuk mencapai herd immunity maka 70 persen populasi sebuah wilayah harus sudah divaksin.
Menurut Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jateng ini pendidikan memang penting, tapi kesehatan juga tak kalah penting. Untuk menyukseskan pendidikan di masa pandemi ini, pemerintah mestinya fokus pada inovasi penggunaan teknologi.
“Sekali lagi, hendaknya PTM ini di tunda dulu. Bukannya mengesampingkan pendidikan, tapi kita mesti fokus menyetop penyebaran Covid dan menyelesaikan vaksinasi,” tegasnya. (aris)