Merespon Sengketa Laut Natuna Dengan Tiongkok, Habib Lutfi Ajak Warga Tionghoa Dalam Kirab Merah Putih

suasana rapat rencana kegiatan kirab merah putih dan haul Almaghfurlah Habib Hasan Bin Toha Bin Yahya dan Habib Toha Bin Muhammad Bin Yahya di ruang rapat Sekda Kota Semarang. (Mushonifin/sigijateng.id)

SIGIJATENG.ID, Semarang – Merespon situasi di laut Natuna yang semakin memanas akibat aksi ilegal nelayan dan angkatan laut Tiongkok, Pemerintah Kota Semarang akan gelar Kirab Merah Putih pada hari Jum’at tanggal 24 Januari 2020. Rencananya acara ini akan dihadiri Menkopolhulkam dan Mendagri.

Pembahasan acara ini diadakan di ruang rapat Sekretaris Daerah Kota Semarang pada Rabu (8/1/2020). Rapat ini dipimpin langsung oleh Iswar Aminuddin selaku Sekretaris Daerah Kota Semarang.

Kirab merah putih sendiri adalah bagian dari rangkaian haul Almaghfurlah Habib Hasan Bin Toha Bin Yahya dan Habib Toha Bin Muhammad Bin Yahya yang dilaksanakan sehari setelahnya atau tepatnya pada Sabtu 25 Januari. Rencana rute Kirab Merah Putih akan dimulai dari Jl. Depok sampai Simpang Lima dengan Kodim Kota Semarang ditunjuk sebagai pelaksana kegiatan.

Iswar Aminuddin mengatakan bahwa pada acara ini akan melibatkan saudara-saudara dari marga Tionghoa yang tergabung dalam Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI). Ajakan kepada PSMTI adalah amanat langsung dari Habib Lutfi Bin Yahya selaku Sohibul Bait atau keturunan dua mendiang habib yang akan diperingati Haulnya itu.

“Pesan khusus dari Habib Lutfi agar kegiatan kirab merah putih harus melibatkan penuh saudara-saudara dari etnis Tionghoa,” ujarnya.

Iswar mengatakan bahwa Habib Lutfi sengaja mengajak serta saudara-saudara Tionghoa karena mereka juga bagian dari bangsa Indonesia dan ikut memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan.

“Karena walaupun Bangsa Indonesia sedang memperjuangkan laut Natuna dari klaim Tiongkok, saudara-saudara dari etnis Tionghoa jangan sampai kecil hati, mereka tetap bagian dari bangsa Indonesia yang lahir di Indonesia dan ikut memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan Indonesia,” paparnya.

Sekretaris PSMTI Jawa Tengah, Andi Yusuf mengatakan bahwa pelibatan warga Tionghoa adalah hal yang sangat positif. Ajakan dari Habib Lutfi ini adalah momentum bagi warga Tionghoa untuk membuktikan rasa Nasionalismenya.

“Kami sangat merespon positif ajakan dari Habib Lutfi ini karena walaupun kita keturunan Tionghoa kita tetap memiliki jiwa keindonesiaan, ” ujarnya.

Yusuf mengatakan bahwa warga Tionghoa siap membela Indonesia dalam hal apapun termasuk sengketa laut Natuna dengan Tiongkok.

“Posisi kita jelas bahwa keutuhan wilayah kedaulatan NKRI menjadi arena perjuangan kita. Dengan adanya isu Natuna ini kita harus makin bersatu, jangan makin terpecah belah karena perbedaan etnis,” jelasnya.

Dalam kegiatan ini PSMTI juga akan berkontribusi untuk UMKM dan pedagang kaki lima dengan memberikan tenda dagangan dalam acara kirab merah putih nanti.

“Kami memiliki banyak rekan-rekan UMKM yang sekarang dagangnya masih kaki lima, kami ingin ajak mereka, kami sediakan tempat dan ikut menata mereka karena Semarang sebagai Kota transit unsur wisatanya sangat kental sehingga keberadaan pedagang kaki lima harus mendukung itu,” ujar Yusuf.

“Kami akan mendukung potensi UMKM ini dengan melakukan permodalan dan juga penyuluhan,” sambungnya.

Rangkaian acara kirab merah putih dan haul antara lain ada launching pusat kuliner nusantara oleh PSTMI di Jl. Depok pukul 09.00 WIB, dilanjut dengan long march dari Jl. Depok hingga Simpang lima.

PSTMI juga akan melakukan Bhakti sosial serta membagikan tenda untuk UMKM dan penjaja kuliner di sekitar Jl. Depok sampai Simpang Lima. Setelah itu pada malam harinya akan diadakan doa bersama dengan Habib Lutfi di makam Almaghfurlah Habib Hasan Bin Toha Bin Yahya dan Habib Toha Bin Muhammad Bin Yahya di Jl. Tentara Pelajar, Gg. Duku, Kelurahan Lamper Kidul, Semarang Selatan.

Terkait jumlah peserta, dijelaskan oleh Abdurrahman selaku seksi acara kira-kira dengan estimasi antara lain, perkecamatan 500 orang jadi total ada 8000 orang dari 16 Kecamatan. Dari Arhainudse, rider, dan brimob 90 orang. Kalangan santri 2500 orang. Dari Pelita 100 orang. PSMTI 100 orang. Banser 100 orang. Polrestabes Kota Semarang 100 orang. Satpol PP 50.

“Total estimasi peserta kurang lebih ada 10.500 orang, itu minimal. Jadi kemungkinan akan lebih banyak lagu, ” ujar pria yang akrab disapa Dora ini. (Mushonifin)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini