SEMARANG (SigiJateng) – Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengukuhkan pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Semarang periode 2020-2025, di Gedung Moch. Ihsan, Balaikota Semarang, Kamis (6/8/2020).
Dalam sambutan pengukuhan, Walikota yang akrab disapa Hendi itu menyampaikan kerukunan umat beragama dan kondusifitas sebagai fundamental pembangunan kota yang dipimpinnya.
“Meski terdapat berbagai dinamika di kota tercinta ini, namun sampai saat ini kondusifitas Kota Semarang masih terjaga, dan harus terus dipelihara,” ujar Hendi dalam pidatonya.
Hendi sendiri sebenarnya juga mengakui, jika persoalan SARA telah ada sejak dahulu, dan selalu menjadi isu sensitif ditengah keberagaman masyarakat. Namun dirinya meyakini bahwa sejak dilahirkannya Pancasila oleh para pendiri bangsa, sejatinya kesepakatan untuk guyub rukun telah menjadi jawaban atas kebhinekaan bangsa ini.
“Untuk itu saya selalu berharap jika para tokoh agama dan tokoh masyarakat mampu menjadi mitra pemerintah, untuk menjaga kerukunan masyarakat, dalam bingkai Pancasila,” tekannya.
Wali Kota Semarang itu pun menekannya jika Pancasila harus dimaknai seluruh masyarakat sebagai pemersatu.
“Pancasila adalah rumah tinggal untuk semua, untuk kemudian bisa selalu kompak, Bhineka Tunggal Ika,” tandas Hendi.
“Dan dalam menjunjung tinggi Pancasila, Forum Kerukunan Umat Beragama dengan kekuatan ketokohannya telah banyak memberikan support bagi Kota Semarang, khususnya dalam menjaga kerukunan antar umat beragama,” pungkasnya.
Berita Lainnya:
- Prof Kesi: USM Jalin Kerja Sama dengan Dongseo University Korea Selatan
- Terharu dengan Keberhasilan Sayla Siswi MAN 1 Kota Semarang Raih Beasiswa Kuliah di Hongkong, Musta’in Beri Hadiah Umroh untuk Ibunya
- Tim PkM Prodi Akuntansi USM Beri Pelatihan Laporan Keuangan ke Peternak Kambing
- Peduli Perdamaian di Kalangan Pemuda Solo Raya, LKLK Gelar Festival Dolanan Tradisional
- Siapkan Atlet Dunia, Pengprov TI Jateng Gelar Liga Cadet Piala Rektor USM 2024
Di sisi lain, Hendi kembali menegaskan, komitmen Pemerintah Kota Semarang terhadap kerukunan dan semangat keberagaman beragama inilah, yang kemudian menjadi dasar baginya untuk tetap memprioritaskan pembangunan fasilitas ibadah di tengah kondisi pandemi.
Dimana dengan sisa anggaran yang ada, Hendi memilih untuk menempatkan tempat ibadah, juga sarana umum, dalam salah satu prioritas teratas. (Mushonifin)