Tim Pengkaji Ratu Kalinyamat Cari Referensi dari Sumber Asli Berbahasa Portugis dan Inggris

Lestari Moerdijat, mendapat suara tertinggi di Dapil Jateng 2 pada Pemilu 2019 kemarin . (foto dokumen sigiateng.id)

SIGIJATENG.ID, Semarang – Keinginan Lestari Moerdijat dalam menggagas Ratu Kalinyamat agar ditetapakan sebagai Pahlawan Nasional sangat tinggi dan akan terus diperjuangkan sampai berhasil.

Dalam rilinya kepada Sigijateng Selasa (8/4/2019), Lestari Moerdijat mengatakan apa yang dilakukannnya adalah untuk meneruskan cita-cita Almarhum  Dr H Subroto, SE, MM, Mantan Wakil Bupati Jepara periode 2012-2017. Subroto yang adik kandung Jaksa Agung HM Prasetyo ini meninggal dunia tahun 2018. Saat itu, akmarhum sudah memperjuangkan agar Ratu Kalinyamat diajukan sebagai Pahlawan Nasional. Dan kini pihaknya berusaha kembali untuk mengajukan untuk kedua kalinya.

“Saya akan berjuang agar berhasil. Terlebih dukungan dari Tim Pengkaji juga kuat. Saat ini Tim Pengkaji berusaha mencari referensi dengan menemukan sumber-sumber asli berupa buku-buku dari Diego de Couto yang berjudul Da Asia,” kata Lestari Moerdijat.

Menurut Caleg Partai NasDem DPR RI Dapil Jateng 2 ini, buku Diego de Couto ditemukan telah dibuat secara dijital. Sedangkan yang asli tersimpan pada Biblioteca Nacional de Portugal. Dalam buku indeks yang dibuat secara khusus untuk membantu menelusuri kata “Rainha de Jepara” (Ratu dari Jepara), ditemukan dua jilid dari menuliskan “Rainha de Jepara”. “Rainha de Jepara” terkadang ditulis menjadi “Rainha de Japara” atau “Rainha de Japora”.

“Sumber asli lainnya diperoleh dari buku Tome Pires yang berjudul Suma Oriental. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris tahun 1944 dan diperoleh dalam bentuk dijital. Buku asli Tome Pires juga tersimpan di Biblioteca Nacional de Portugal, namun belum bisa diakses dijitalnya secara public,” kata perempuan yang akrab di sapa Mabk Rerie ini.

Lestari Moerdijat mengaku memiliki terjemahan Suma Oriental dari Tome Pires dalam bahasa Indonesia. Namun untuk menjaga keotentikan naskah Ratu Kalinyamat, beliau memutuskan untuk menggunakan sumber asli yang dari berbahasa Inggris.

Dirinya bersama dengan Tim Pengkaji dan Penulis Naskah Akademik Ratu Kalinyamat menemukan bahwa naskah yang disertakan dalam pengajuan sebelumnya banyak menggunakan buku-buku yang juga mengutip dari buku-bukunya Diego de Couto dan Tome Pires. Oleh karena itu, dalam penulisan Naskah Akademik yang disusun ulang diputuskan menggunakan sumber-sumber asli yang berbahasa Inggris.

Meski demikian, buku-buku berbahasa Indonesia tetap disertakan sebagai bukti bahwa masyarakat Indonesia peduli dengan kehadiran Ratu Kalinyamat sebagai salah satu bagian penting dalam sejarah ke-Indonesia-an. “Sampai saat ini saya juga mengharapkan menemukan satu buku berbahasa Portugis lainnya yaitu “Peregrinação” (Ziarah) yang ditulis oleh Fernão Mendes Pinto tahun 1569 dan diterbitkan oleh biarawan Belchior Faria tahun 1614,” terang Lestari Moerdijat. (aris)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini