Musim Kemarau, Mayoritas Petani Kendal Belum Memanfaatkan Program AUTP

SIGIJATENG.ID, Kendal – Luas lahan areal pertanian di Kabupaten mencapai 25.989 hektar, meski begitu hanya ada satu persen petani yang telah ikut dalam program asuransi usaha tani padi (AUTP). Minimnya perhatian dan kebanyakan petani tidak minat pada program tersebut.

Hal itu disampaikan kepala Bidang Hortikultura pada Dinas Pertanian Kabupaten Kendal, Pandu Rapriat Rogojati, Selasa (16/7/2019). Menurutnya, program yang diluncurkan tersebut untuk memberikan perlindungan kepada para petani dari kerugian yang diakibatkan beberapa sebab.

“Dari total seluruh lahan pertanian di Kabupaten Kendal itu hanya ada sekitar satu persen yang ikut dalam program asuransi tersebut. Jelas program itu untuk melindungi petani dari kerugian yang disebabkan akibat banjir, kekeringan dan serangan organisme hama penganggu tanaman,” katanya.

Disampaikan, sawah yang diikutkan program AUTP oleh para petani hanya seluas 77 hektare. Angka itu jauh dari satu persen. “Padahal dengan ikut asuransi ini membuat petani mengurangi beban yang ditanggung oleh petani jika tanaman padi mengalami puso,” terang Pandu.

Menurutnya saat ini musim kemarau tengah melanda di Kabupaten Kendal. Sehingga jika mengalami puso dan gagal panen akibat kondisi musim kemarau seperti saat ini, maka petani akan mendapatkan uang asuransi dari program AUTP.

“Program ini dikerjasamakan dengan Jasindo. Premi asuransi sebesar 36 ribu rupiah untuk satu hektar tiap satu masa tanam, Asuransi yang didapat sebesar enam juta rupiah per hektarenya,” tuturnya.

Pandu mengungkapkan sawah yang tidak mendaftar AUTP dan mengalami puso akibat kemarau, pihaknya hanya bisa memberikan bantuan benih padi gratis untuk meringankan beban petani. Namun pengajuan berserta rekomendasi dari petugas Penyuluh Pertanian Lapangan.

“Saat ini kami sudah melakukan pemetaan daerah pertanian yang berpotensi kekeringan ada enam kecamatan, Kendal, Patebon, Brangsong, Kangkung, Rowosari, dan Cepiring dengan 449 Hektare,” bebernya.

Menyikapi kondisi tersebut, pihaknya bakal mendirikan beberapa posko kekeringan serta menyiagakan Brigade Alsintan untuk melakukan monitoring penggunaan pompa air maupun alat tani lainnya yang dibantukan kepada petani. “Monitoring ini dilakukan agar seluruh sawah mendapatkan manfaat dari alat tani itu. Setiap poskonya nanti disiagakan alat pengairan agar dapat membantu petani yang membutuhkan air untuk sawahnya,” tandasnya. (Dye)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini