Sungai Bengawan Solo Meluap, Puluhan Rumah Warga di Sragen Terendam Banjir

Kondisi banjir di Desa Tangkil, Kecamatan Sragen, Sragen, Minggu (10/3/2024). Foto: dok. relawan BPBD Sragen

Sragen (sigijateng.id) – Sejumlah wilayah di Kabupaten Sragen terendam banjir pada Minggu (10/3/2024) pagi. Bencana banjir tersebut dipicu lantaran meluapnya anak sungai Bengawan Solo.

Beberapa wilayah Kecamatan Sragen yang terendam yakni beberapa dukuh di Desa Tangkil dan Kedungupit. Di desa Tangkil merendam di Dukuh Gabusan dan Tugu.

“Sejauh ini, pagi ini yang masih ada terendam air di Desa Tangkil yakni Dukuh Gabusan dan Tugu,” kata Camat Sragen, Heru Susanto saat dihubungi wartawan, Minggu (10/3/2024).

Banjir tersebut merendam puluhan rumah warga. Untuk di Dukuh Gabusan merendam 15 rumah dan dukuh Tugu merendam 54 rumah. “Saat ini di Gabusan 15 rumah, Tugu 54 rumah. Khususnya RT 01 RW 12 Dukuh Tugu,” ujarnya.

Heru menyebut ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa. Namun hingga saat ini belum dilakukan evakuasi terhadap warga setempat. “Evakuasi belum ada,” ucapnya.

Meski begitu, warga telah menyediakan perahu untuk akses menyebrang. “Sudah disediakan oleh warga perahu pakai mesin bagi warga yang ingin menyeberang. Perahu yang digunakan nyebrang dari Tugu, Gabusan dan Bulakrejo,” jelasnya.

Sedangkan banjir yang terjadi di Desa Kedungupit melanda di dukung pelang dan Prayunan. Untuk daerah tersebut, banjir melanda areal persawahan. “Kedungupit di Dukuh Pelang dan Prayunan. Di Prayunan banyak sawah,” ungkapnya.

Ia menyebut, banjir tersebut karena adanya luapan dari anak Bengawan Solo. Selain itu, hujan yang melanda sejak hari Sabtu (9/3) juga menyebabkan air naik. “Saat ini kondisi semakin surut, mudah-mudahan tidak ada hujan atau penambahan air,” pungkasnya.

Terpisah, bencana banjir juga merendam dua sekolah di Sidoharjo, Sragen. Camat Sidoharjo, Dwi Cahyono mengatakan hingga siang ini air yang merendam di dua desa yakni Sribit dan Pandak sudah mulai surut.

“Air sudah naik sejak Sabtu kemarin karena sungai Mungkung, ketika aliran sungai Mungkung sudah surut, aliran Bengawan Solo naik sehingga desa-desa yang di bantaran Bengawan Solo terendam,” ucap Dwi melalui sambungan telepon.

Dirinya mengatakan, ada dua Sekolah dasar (SD) yang juga terendam banjir. Dua SD tersebut yakni SD 2 Sidorejo dan SD 2 Pandak.

“SD 2 Sidoharjo, SD 2 Pandak juga terendam. Ini masih menggenangi. Karena baru proses air surut. Kalau nggak hujan atau aliran Bengawan Solo dibuka ya kemungkinan sudah surut,” jelasnya.

Ia mengatakan ketinggian bervariasi mulai dari 50 sentimeter hingga 70 sentimeter.

“Di daerah ngelo, Pandak di atas lutut 60-70 sentimeter. Sribit sekarang tinggal 50 sentimeter itu paling tinggi. Di jalanan perumahan warga. Paling banyak di persawahan dan jalan,” ungkapnya. (Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini