Satu Lagi Santri Al Amanah Khatamkan 30 Juz bil Hifdzi Bacaan Imam Ashim Al Kufi dengan Riwayat Hafs dan Syu’bah

Kamalatussolihah,S.Pd, salah satu santri putri Pondok Pesantren Al Amanah Weding Bonang Demak. ( foto dok ponpes)

DEMAK (sigijateng.id) – Bulan Ramadan 1445 H / 2024 M menjadi bulan yang sangat mengesankan bagi Kamalatussolihah,S.Pd, salah satu santri putri Pondok Pesantren Al Amanah Weding Bonang Demak.

Pasalnya, Kamalatussolihah  berhasil menghatamkamn Al Quran 30 juz bi Hifdzi dengan bacaan Imam Ashim Al Kufi dengan riwayat Hafs dan Syu’bah, Kamis (4/4/2024).

Disela-sela kesibukannya mengajar di MTs Miftahul Ulum Weding, Kamalatussolihah berhasil mengkhatamkan 30 juz bil Hifdzi dengan Bacaan Imam Ashim Al Kufi riwayat Hafs dan Syu’bah.

Menurut KH Abdullah Haidar akrab disapa Gus Abdar, pengasuh Ponpes Al Amanah Weding Bonang Demak, Kamalatussolihah sebenarnya sudah berstatus boyong semenjak lulus atau tamat di MA MiftHul Ulum weding. Santri yang akrab disapa Kamal ini mulai menghafalkan Al Qur’an semenjak kelas X MA. Ketekunannya tidak sia-sia  Pada masa akhir kelas XII Kamal sudah mengkhatamkan Alquran untuk pertama kalinya.

“Setelah lulus MA dia boyong, kemudian melanjutkan kuliah di UIN Walisongo jurusan Pendidikan Matematika,” kata Gus Abdar.

Kamal bisa menyelesaikan kuliah sesuai harapan. Kemudian, setelah tamat dan diwisuda di UIN Walisongo, kemudian Kamal Kembali ke pondok dan ikut mengabdi dan mengajar di MTs Miftahul Ulum. Kamal juga sudah menikah.

“Alhamdullah,  setelah nikah dia tetap aktif mengaji dan Ramadan ini dia mengkatamkan kembali dengan bacaan dan riwayat Syu’bah,” terang Gus Abdar.

Sebagai informasi, kata Gus Abdar, Al Qur’an yang banyak dibaca orang Indonesia adalah bacaan Imam Ashim riwayat Hafs. Sedangkan Ashim itu mempunyai dua 2 rowi yaitu Hafs dan Syu’bah.

Menurut Gus Abdar, dalam mengajar Qiroah Sab’ah metode yang digunakan adalah dengan cara IFROD artinya membaca tiap riwayat dari awal sampai akhir mushaf satu hataman .
Begitu juga selanjutnya tiap riwayat satu hataman .
Sebagaimana metode ulama salaf dahulu .
“Ini juga yang diterapkan di Mekah, di tempat guru beliau Assayyid Nabil Al Ghomri,” katanya.

Gus Abdar menambahkan, sebelum Kamal, di Ponpes Al Amanah sudah ada beberapa santri yang hatam dengan bacaan yang berbeda berbeda-beda.

Seperti santri asal Tegal, Syarifah, juga sudah menghantam beberapa bacaan, yakni Al Ashim dengan dua riwayat Hafs dan Syu’bah, kemudian Ali Al Kisai dengan dua riwayat Adduri dan Abul Harist. “Semoga Ilmu para santri berkah dan bermanfaat untuk orang banyak,” pungkas Gus Abdar. (aris)

Berita Terbaru:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini