Duh! Puluhan Pengawas TPS dan Warga di 2 Daerah Ini Keracunan Massal Usai Santap Makanan

Ilustrasi. Foto : pixabay.com

Sragen (sigijateng.id) – Diduga keracunan makanan jenis arem-arem, puluhan warga di Dukuh Balak Desa Tegaldowo, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, mengalami mual muntah hingga harus dilarikan ke puskesmas dan rumah sakit.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, peristiwa tersebut terjadi pada Senin (12/2), saat itu warga Dukuh Balak menggelar acara pengajian. Para ibu secara bersama-sama membuat makanan jenis arem-arem untuk disajikan ke tamu undangan pengajian.

Usai mencicipi makanan arem-arem dibuat salah satu warga sudah mengeluh mual muntah dan pusing dan sesak napas. Bahkan, sebagian ibu-ibu yang tetap nekat membawa pulang makanan itu dan menyantapnya di rumah juga mengalami hal serupa dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Sebanyak 32 warga harus mendapatkan perawatan medis. Diantaranya 29 rawat jalan, seorang jalani observasi dan tiga orang harus opname. Namun setelah menjalani perawatan medis warga diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing, pada Selasa (13/2).

Saat dimintai konfirmasi terkait persitiwa itu, Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen dr Sri Subekti membenarkan ada kasus keracunan di Dukuh Balak, Gemolong.

“Sekitar 32 warga mengalami keracunan dan saat ini kondisinya sudah membaik. Bahkan tiga warga yang sempat opname juga sudah diijinkan pulang,” kata dia.

Munculnya sejumlah kasus keracunan makanan itu Dinkes dan Puskesmas Gemolong akan melakukan monitoring serta arahan terhadap warga untuk menyajikan makanan higienis.

Sebelumnya ada juga kasus keracunan di SMK Muhammadiyah 3 Gemolong Sragen. Tercatat ada 59 siswa dan guru mengalami keracunan makanan, 51 orang rawat jalan, satu orang observasi dan tujuh opname.

Terpisah, di Kecamatan Toroh Grobogan Jawa Tengah puluhan pengawas tempat pemungutan suara pemilu 2024 juga mengalami keracunan massal usai mengkonsumsi makanan nasi dus saat dalam kegiatan bimtek pengawas TPS se Kecamatan Toroh, Sabtu (10/2) lalu.

Korban mengalami keluhan demam, diare dan pusing esok hari paska mengikuti kegiatan bimtek. Akibatnya, puluhan pengawas tidak bisa bekerja melakukan tugas pengawasan karena kondisi sakit.

Sebagian pengawas TPS  memilih menjalani perawatan di rumah sembari menunggu kesehatan pulih sementara lainnya menjalani perawatan di layanan kesehatan.

Dari data Bawaslu Grobogan, terdapat 56 pengawas TPS di Kecamatan Toroh merasakan demam, pusing serta diare. Setelah mengonsumsi nasi dus disajikan saat kegiatan pembekalan bimtek pengawas oleh Panwas Kecamatan Toroh.

“Saat ini para korban belum bisa melakukan aktivitas pengawasan karena kondisi yang dialami para pengawas TPS. Terdapat 40 pengawas TPS yang kondisinya saat ini masih sakit,” terang Ketua Bawaslu Grobogan Fitria Nita Witanti, Selasa (13/2).

Setelah Bawaslu menerima laporan dari  Panwascam Toroh, Bawaslu kemudian melakukan pendataan terhadap kondisi pengawas TPS, karena saat ini mereka sangat dibutuhkan untuk pengawasan pemilu 14 Februari 2024.

Bawaslu berharap, para korban segera sehat, dan atas peristiwa ini sudah dilaporkan ke pihak Bawaslu Propinsi Jateng. “Untuk selanjutnya menunggu kebijakan dari Bawaslu Jateng untuk pengawasan di TPS,” ungkapnya. (Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini