PPLWH Gelar Halaqoh Penguatan Nilai Moderasi Beragama di Era Disrupsi

Para narasumber Halaqoh Kebangsaan Pondok Pesantren Luhur Wahid Hasyim (PPLWH) Semarang saat menyampaikan materi. (Foto. PPLWH)

SEMARANG (Sigi Jateng) – Pondok Pesantren Luhur Wahid Hasyim (PPLWH) Semarang menggelar acara Halaqoh Kebangsaan pada Sabtu, 31 Desember 2022 dengan mengusung tema Penguatan Nilai Moderasi Beragama Santri Di Era Disrupsi. PPLWH menghadirkan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Republik Indonesia Dr H Waryono M Ag sebagai Keynote speaker Halaqah Kebangsaan.

Kemudian ada Dr KH Muh Syaifudin MA sebagai narasumber pertama yang menyampaikan tentang Hakikat Moderasi Beragama Perspektif Islam, KH Hanif Ismail Lc sebagai narasumber kedua yang menyampaikan tentang Strategi Penguatan Dan Implementasi Moderasi, serta Guru Besar Pendidikan Islam yang merupakan Rektor Universitas Wahid Hasyim Semarang Prof Dr KH Mudzakir Ali MA menjadi narasumber ketiga dengan membawakan tema Model Pendidikan Moderasi Beragama Berbasis Pesantren.

Dalam sambutanya Pengasuh PPLWH, KH Muh Syaifudin MA menyampaikan tema halaqoh kebangsaan sangat tepat dan menarik karena santri dapat memahami nilai moderasi di era perubahan besar perekonomian yang sering dikenal era disrupsi ini. Dengan ini, diharapkan santri harus selalu siap dalam menghadapi era disrupsi ini.

“Santri iku ojo gumunan, ojo kagetan, (santri itu jangan gampang heran, jangan kagetan)” ujarnya.

Dalam kesempatan itu Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof Dr H Waryono M Ag menyampaikan tentang pentingnya moderasi beragama menjunjung tinggi toleransi dan akhlak.

“Moderasi beragama sangat penting untuk dijalankan dan disebarluaskan karena kita semua harus bersama memajukan kehidupan umat manusia melalui wacana keagamaan yang tidak mendistorsi,” terangnya.

Kemudian Prof Dr KH Mudzakir Ali MA menyampaikan inti daripada moderasi adalah memanusiakan manusia.

“Inti dari ajaran moderasi adalah memanusiakan manusia dan ini selaras dengan kurikulum pesantren yang selalu mengajarkan saling menghormati dan menghargai antar sesama santri,” ujar Rektor Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) tersebut.

Ditegaskan oleh KH Hanief Ismail yang merupakan Rois Syuriyah PCNU Kota Semarang, dalam penyampaian materinya bahwa Islam mengajarkan kedamaian bukan permusuhan.

“Islam hadir di bumi ini membawa perdamaian bukan permusuhan. Rasulullah sebagai pembawa risalah juga menyampaikan cara yang ramah bukan marah. Dan kita santri harus ikut melestarikan ajaran tersebut,” ujar Kyai Hanief.

Acara berlangsung di Auditorium Fakultas Kedokteran Kampus Universitas Wahid Hasyim Semarang di Jalan Jalan Raya Gunungpati, KM.15, Nongkosawit, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang dengan diikuti oleh 50-an peserta santri yang berasal dari berbagai Pondok Pesantren Se-Jawa Tengah dan Organisasi Pelajar Islam, IPNU-IPPNU, dan PMII. Para peserta mengikuti acara dengan sangat antusias. (Mushonifin)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini