Harlah ke-8 JPPPM, Berikut Ini Peran Ibu Nyai Pesantren Berkhidmat Majukan Umat Bangun Ukhuwah Kebangsaan

Peran Ibu Nyai Pesantren Berkhidmat Majukan Umat Bangun Ukhuwah Kebangsaan. Foto : Istimewa

Kendal (sigijateng.id) – Rapat kerja pusat (Rakerpus) Jam’iyyah Perempuan Pengasuh Pesantren dan Mubalighoh (JPPPM) sekaligus memeriahkan Harlah ke-8 yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Amanah Sukorejo, Kendal memasuki hari terakhir berjalan khidmat, tertib dan lancar, Minggu (10/12/2023).

“Kami meneguhkan diri menjadi jam’iyyah yang fokus pada peran-peran pemberdayaan perempuan pengasuh pesantren dan mubalighoh dalam tafakur fiddin yang membawa kemaslahatan untuk umat,” kata Ketua Umum JPPPM, Nyai Hj. Hanik Maftuhah.

Sebagaimana diketahui, kegiatan yang dihelat selama dua hari sejak Sabtu (9/12) hingga Minggu (10/12) tersebut diikuti sebanyak 2000 Ibu Nyai dari seluruh Indonesia, dan Ibu Nyai dari pesantren luar negeri, seperti dari Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Aljazair, Arab Saudi, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand. 

Maftuah mengatakan JPPPM adalah salah satu dari sekian gerakan perempuan pesantren yang merintis jaringan untuk bisa bersinergi bersama. Para bu nyai dan ning yang selama ini sudah aktif mengasuh pesantren, memimpin pengajian, dan memberdayakan masyarakat bertemu dalam satu wadah untuk dapat berbagi pengalaman dan inspirasi.

“Sudah sewajarnya, dengan besarnya potensi komunitas pesantren ini, ruang gerak perempuan pesantren semakin luas. Ini adalah dampak positif dari kemajuan zaman, akses pendidikan, dan akses teknologi. Karena tantangan yang dijawab juga semakin beragam, ruang-ruang perjumpaan yang tercipta pun tumbuh semakin bervariasi,” jelasnya.

Menurutnya, organisasi perempuan pesantren lainnya, semua pada dasarnya adalah wadah untuk mengamalkan ilmu dan menebar kemanfaatan. Dengan strategi dan tujuan yang beragam, ini membuktikan bahwa perempuan pesantren mampu merespon berbagai persoalan dengan minat dan spesialisasi ilmunya masing-masing.

“Gerakan-gerakan ini lahir dari keniscayaan zaman. Tak terbendung. Komunitas pesantren juga mendapat bonus demografi dengan semakin banyaknya alumni pesantren dan universitas dari kalangan santri. Karena itu energi untuk bergerak semakin besar,” tegas Maftuah.

Sementara itu, Ustadzah Inayah salah satu peserta JPPPM perwakilan Ibu Nyai Pesantren asal dari Pondok Pesantren Roudlotut Thullab, Tempuran Magelang mengatakan kegiatan ini sangat bagus karena peran perempuan tidak hanya berada di balik dapur rumah tangga saja.

Namun, perempuan juga memiliki andil dan peran yang sangat luar biasa. “Buktinya yakni ikut mendidik santri dan memajukan umat melalui bidangnya masing-masing. Serta mampu menunjukkan prestasi baik di tingkat nasional hingga kancah internasional,” ucapnya. (Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini