Jakarta (Sigijateng.id) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, bahwa kenaikan harga BBM juga dialami oleh negara lain yang mengalami kenaikan berkali-kali lipat. Jokowi mengakui kenaikan harga BBM adalah pilihan terakhir. Diketahui, harga BBM pertalite naik menjadi Rp10.000 per liter.
“Sama juga di negara kita urusan yang berkaitan dengan BBM ini persis sama yang dialami negara negara lain bahkan di beberapa negara harga BBM sudah berada di angka Rp17 ribu, ada yang Rp30 ribu,” kata Jokowi dalam rapat di Istana Negara, pada Senin (12/9/2022).
“Bahkan gas di Eropa sekarang ini sudah naiknya bisa 6 kali, ada 7 kali. Sehingga apa yang sudah kita tahan-tahan saat itu subsidi BBM kita agar tidak membengkak lagi ternyata tidak bisa kita lakukan,” sambung Jokowi.
Kepala Negara menjelaskan bahwa subsidi yang diberikan pemerintah untuk BBM awalnya hanya Rp152 triliun dan saat ini sudah melompat tiga kali hingga menjadi Rp502,4 triliun.
Setelah dikalkulasi lebih detil kuota subsidinya hanya untuk 23 juta kiloliter Pertalite dan 15,1 juta kiloliter Solar.
“Dan setelah dikalkulasi ini hanya bisa sampai pada awal Oktober, kalau sampai akhir tahun sampai akhir Desember kebutuhan kita menjadi 29,1 juta kiloliter untuk Pertalite dan 17,4 kiloliter untuk solar ini estimasi akan kurang,” kata Jokowi.
Karena kebutuhan yang semakin besar itu, Jokowi menyebut bahwa APBN tidak lagi mampu untuk memberikan subsidi. Jalan terakhir yang dia ambil adalah menaikkan harga BBM.
“Sehingga akan muncul lagi tambahan kebutuhan subsidi sebesar Rp195 triliun, artinya total kalau kita lakukan itu bisa sampai Rp700 triliun, uangnya dari mana? Enggak mampu APBN kita. Oleh sebab itu, kemarin ada penyesuaian harga BBM,” kata Jokowi. (Red)
Berita Terbaru:
- Viral Video Asyik Dugem dan Tenggak Miras, AS Sekdes Berparas Cantik Ini Akhirnya Diberhentikan!
- Kasus Meninggalnya Albar Mahdi Santri Gontor, Polisi Tetapkan Dua Orang Kakak Kelas Tersangka
- 20 Tempat Karaoke di Pasar Klitikan Penggaron Dibongkar Satpol PP
- Indrasari Mengaku Tidak Tahu Kasus Dugaan Korupsi Yang Melibatkan Iwan Budi
- Dugaan Korupsi Aset, Kepala BPKAD Kota Semarang Mengaku Tidak Tahu Ceritanya