Satpol PP Kota Semarang Tunda Perobohan Ratusan PKL dan Karaoke Liar di Tanjung Emas

Kepala Satpol PP Kota Semarang Fajar Purwoto dan Pembina PKL dan karaoke Fly Over Tanjung Emas, Muji Hartanto bernegosiasi soal pembongkaran ratusan lapak pedagang kaki lima (PKL) dan puluhan ruang karaoke liar di Jalan Ronggowarsito Semarang (depan Pelabuhan Tanjung Emas). (Foto. Mushonifin/sigijateng.id)

SEMARANG (Sigi Jateng) – Satpol PP Kota Semarang menunda perobohan ratusan lapak pedagang kaki lima (PKL) dan puluhan ruang karaoke liar di Jalan Ronggowarsito Semarang (depan Pelabuhan Tanjung Emas).

Berdasar informasi yang dirangkum, rencananya ada sekitar 150 lapak dan 30 ruang karaoke yang akan dirobohkan pada Senin 19 Desember 2022.

150 lapak dan 30 ruang ini berada di tiga wilayah berbeda yakni kelurahan Kemijen, Kelurahan Bandarharjo dan Kelurahan Tanjung Emas

Namun, baru merobohkan 30 lapak PKL, Satpol PP menghentikan karena pihak paguyuban menolak dan meminta untuk bongkar mandiri.

Pembongkaran mandiri itu pun disetujui Kepala Satpol PP Kota Semarang Fajar Purwoto. Dia memberikan ultimatum waktu bongkar mandiri hingga 7 Januari 2023.

Kepala Satpol PP Kota Semarang Fajar Purwoto mengatakan perobohan menindaklanjuti perintah Plt Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu.

“Kita menindaklanjuti perintah Plt Walikota bahwa tahun 2023 wilayah ini akan jadi taman,” kata Fajar

Dia menjelaskan berdasar Perda Kota Semarang nomor 5 tahun 2017, wilayah itu larangan dagang dan yang sejenisnya.

Dia menegaskan PKL dan karaoke di wilayah itu tak ada izin alias liar.

Terkait penundaan kata dia, karena pedagang ingin mendapatkan rejeki jelang tahun baru dan ingin bongkar mandiri agar tak ada kerusakan barang.

“Kita beri dispensasi waktu sampai 7 Januari 2023. Setelah itu tidak ada dispensasi, langsung kita bongkar dan ratakan,” tegasnya.

Dia mengingatkan kepada PKL dan pemilik karaoke agar memanfaatkan waktu bongkar mandiri secara baik.

Pembina PKL dan karaoke Fly Over Tanjung Emas, Mujihartanto berterima kasih atas dispensasi waktu bongkar mandiri.

“Ya kami berterima atas penundaan dan waktu bongkar mandiri. Kita tidak ingin ini dibongkar petugas, biar bongkar mandiri,” kata pria yang akrab disapa Totok ini.

Ia menjelaskan para PKL dan karaoke ini sudah beroperasi sejak lama

“Ini sudah puluhan tahun. Sejarahnya panjang. Dulu disini juga jadi taman tapi tak terawat dan jadi tempat sampah,” ucapnya. (Mushonifin)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini