Hartini Ajak Masyarakat Gunakan Aplikasi ‘Jalan Cantik’ Saat Lihat Jalan Rusak

Anggota Komisi D Sri Hartini menjadi narasumber dalam dialog Ngobrol Dewan (Ngode) di Objek Wisata Eling Bening.

UNGARAN (sigijateng.id) – Anggota Komisi D DPRD Jateng Hj Hartini mengajak masyarakat Jawa Tengah untuk memanfaatkan aplikasi Jalan Cantik sebagai media melaporkan kondisi jalan rusak di Jawa Tengah kepada pemerintah. Apalagi, janji Pemprov Jateng akan langsung menindaklanjuti setiap laporan dengan langsung memperbaikinya dalam kurun maktu tidak sampai dari 24 jam.

“Silahkan manfaatkan aplikasi Jalan Cantik. Jika Anda melihat jalan rusak, baik itu jalan kabupaten, jalan provinsi atau jalan negara segera laporkan,” kata Hartini  dalam dialog “Ngobrol Dewan (Ngode) : Apa Kabar Jalan Cantik Jateng” yang diselenggarakan Setwan Jateng di objek wisata Eling Bening, Ungaran, Kabupaten Semarang, Rabu (20/4/2022).

Aplikasi Jalan Cantik diluncurkan pada pertengahan 2019 oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (DPUBMCK) Provinsi Jawa Tengah. Aplikasi ini dinilai efektif dalam menjawab keluhan atau laporan masyarakat terkait jalan rusak.

Hartini mengatakan, pihaknya bersama jajaran anggota Komisi D DRPD Jateng terus memantau kondisi jalan di Jawa Tengah dan sekaligus juga memantau penggunakan dan tindak lanjut aplikasi Jalan Cantik ini. Dan sejauh in, pemerintah provinsi dalam hal ini DPUBMCK juga menindaklanjuti keluhan dengan langsung menangani kerusakan jalan.

Anggota Komisi D Sri Hartini, Kepala Seksi Rancang Bangun DPUBMCK Jateng Asteria Dwi Jarwati dan Akademisi dari Unika Soegijapranata Yohanes Yuli Mulyanto menjadi narasumber dalam dialog Ngobrol Dewan (Ngode) di Objek Wisata Eling Bening.

“Aplikasi Jalan Cantik diharapkan bisa menjadi solusi dalam penanganan jalan rusak,” kata anggota Fraksi Partai Gerindra ini.

Menurut dia, masyarakat butuh jawaban serta tindakan secara cepat dalam kurun waktu 1×24 jam atas jalan yang rusak. Harapannya, aplikasi Jalan Cantik ini bisa menerima aduan untuk semua jenis jalan, karena masyarakat juga tidak banyak mengenal status jalan yang dilaluinya. Sehingga kalau ada jalan rusak/berlubang tetap pihak DPU-lah yang harus bertindak.

“Masyarakat tidak banyak tahu statas jalan yang ada, apakah itu jalan kabupaten, provinsi atau nasional. Harapannya, jika ada jalan rusak, pihak PU harus bertindak,” ungkapnya.

Dikatakan Hartini, belum semua masyarakat menggunakan aplikasi Jalan Cantik ini untuk melaporkan kondisi jalan rusak. Karena memang belum semua warga tahu adanya aplikasi Jalan Cantik ini. Karenanya, jika ada jalan rusak masyarakat tidak kirim foto ke aplikasi Jalan Cantik namun melakukan aksi lain,  seperti menanam pohon pisang di jalan rusak.

“Jika ada yang menanam pohon pisang di jalan, itu adalah bentuk protes warga agar jalan yang rusak segera diperbaiki. Saya mendukung. Apa yang dilakukan warga seperti itu juga membantu tugas kami di DPRD Jateng yakni  dalam mengawasi kondisi jalan,” katanya.

Sementara, Kepala Seksi  Rancang Bangun DPUBMCK Jateng Asteria Dwi Jarwati menyatakan, sejak diluncurkan oleh Gubernur Ganjar Pranowo aplikasi Jalan Cantik sudah banyak diunduh dan sarana untuk melaporkan kondisi jalan. Dibuat aplikasi itu untuk menyukseskan program Jateng tanpa lubang dengan menitikberatkan pada pelayanan keluhan semakin cepat.

“Aplikasi Jalan Cantik ini untuk melayanan perbaikan jalan sementara, atau tambal sulam. Kami merespon laporan masyarakat tidak lebih dari 24 jam. Kami siagakan alat dan material di banyak posko di Jawa Tengah agar bisa menangani jalan rusak secepat mungkin,” katanya.

Dikatakan dia, meski aplikasi Jalan Cantik dibuat oleh Pemprov Jateng, namun juga menerima laporan jalan rusak untuk jalan kabupaten dan nasional. Semua jalan rusak, baik itu jalan kabupaten, provinsi dan nasional bisa dilaporkan melalui aplikasi Jalan Cantik.

“ Kami ada MOU dengan pemerintah kabupaten dan nasioanl, terkait dengan aplikasi jalan Jalan Cantik ini. Kami ada admin, yang bertugas untuk langsung meneruskan laporan ke pihak kabupaten atau provinsi. Jadi komunikasi dilakukan dengan cara saling berkoordinasi dengan dinas kab/kota/prov/nasional melalui admin-admin atau pos-pos yang telah disediakan,” ucapnya.

Akademisi dari Unika Soegijapranata Yohanes Yuli Mulyanto berharap tidak ada tambal sulam dalam penanganan sebuah jalan. Diharapkan sekali membangun untuk selamanya. Karena itu dalam merancangkan pembuatan jalan, perlu melibatkan akademisi, masyarakat, tokoh masyarakat, LSM juga, konsultan pengawas dan konsultan perencanaan. 

“Sekali membangun langsung cantik dan abadi. Contoh jalan menuju Welahan (Jepara), masih sangat rusak, harapannya sedapat mungkin diperbaiki saat musim kemarau ini,” ungkapnya.

Menurut Yohanes Yuli, jika jalan bisa dibangun untuk selamanya, maka tidak akan merugikan pengguna jalan, karena perjalanan mereka tidak sering tergangguu karena adanya perbaikan jalan.

“Jalan itu tulang punggung ekonomi. Jika jalan rusak, maka akan dibutuhkan anggaran transportasi yang lebih besar bagi pelaku ekonomi. Jika jalna rusak, perjalanan bisa lama, atau juga jarak tempuh semakin jauh karena harus memutar,” pungkasnya. (ADV)

Berita Terbaru:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini