Jelang Muktamar ke-34 NU, Dukungan Kepada Gus Yahya Terus Mengalir

Penyerahan surat dukungan 16 PCNU se-Jabar kepada Syarif Munawi, perwakilan tim sukses Gus Yahya, di Kota Bekasi, Minggu (19/12). ( foto istimewa)

BEKASI (Sigijateng.id) – Sebanyak 16 PCNU di Jawa Barat telah bulat akan memilih KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU masa Khidmah 2021-2026 di ajang Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung, pada 23-24 Desember mendatang.

Kesepakatan mayoritas PCNU ini dihasilkan pada pertemuan yang digelar di Kota Bekasi, Minggu (19/12). Ketua PCNU Cianjur Choirul Anam MZD menjelaskan, PCNU yang telah final memberikan dukungan adalah Kabupaten Cianjur, Kota Sukabumi, Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kuningan, Kota dan Kabupaten Tasik, Pangandaran, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi. Di Jawa Barat, total ada 27 PCNU. Dengan deklarasi ini, maka mayoritas PCNU sudah menjatuhkan pilihannya kepada Gus Yahya.

Choirul Anam MZD optimistis, dukungan kepada Gus Yahya terus akan bertambah karena beberapa pengurus cabang lain telah menyatakan siap untuk menyusul dalam barisan 16 PCNU. Dirinya yakin dalam satu atau dua hari ke depan, peta dukungan PCNU se Jawa Barat juga kian terang hingga lebih dari 20 jumlahnya.

“Para pengurus cabang ini adalah orang-orang yang paham organisasi dan tantangannya ke depan. Tentu mereka melihat regenerasi saat ini adalah hal yang harus dilakukan,” kata Choirul Anam, dalam siaran persnya Senin (20/12).

Menurut Choirul, tantangan NU saat ini semakin kompleks, apalagi adanya pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya usai. Sektor yang perlu mendapat perhatian antara lain pendidikan, kesehatan dan ekonomi umat.

“Melihat besarnya tantangan bangsa ini, NU harus lebih bisa berkiprah. Dan kami berharap Gus Yahya bisa menjadikan ini sebagai program prioritas yang nantinya bisa bermanfaat bagi internal NU dan umat secara lebih luas,” tandasnya.

Pihaknya juga berharap, Muktamar NU yang rencananya dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada Rabu (22/12/2021) nanti bisa menghasilkan banyak rumusan yang strategis dalam pengembangan organisasi.

“Jika terkait pemilihan ketua umum PBNU ada persaingan itu adalah bagian dinamika organisasi yang wajar. NU sudah berpengalaman tentu meski ada dinamika sebenarnya semua bermuara pada kemaslahatan organisasi,” pungkasnya. (aris)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini