Bicara Kesetaraan Gender, KKN RDR UIN Walisongo Gelar Webinar Merubah Stereotipe Feminisme Ditengah Budaya Patriarki

SEMARANG (Sigijateng.id) – Mahasiswa KKN Reguler Dari Rumah (RDR) angkatan 77 UIN Walisongo Semarang Kelompok 13 menggelar webinar yang membahas kesetaraan gender dengan bertemakan “Merubah Stereotype Feminisme ditengah Budaya Patriarki”, Sabtu (16/10/2021).

Webinar yang dilaksanakan melalui platform Zoom Meeting ini menghadirkan seorang pembicara yang bergerak dalam kegiatan kesetaraan gender, sekaligus juara ketiga Duta GenRe Kendal 2021, Riesma Laylinisa.

Webinar diikuti sekitar 40 peserta terdiri dari mahasiswa dan masyarakat umum. Acara ini memiliki tujuan untuk mengedukasi serta meningkatkan kepekaan masyarakat terhadap pentingnya kesetaraan gender yang masih sangat rendah.

Kegiatan webinar ini juga diharapkan menjadi salah satu sarana pengingat kembali bahwa baik perempuan dan laki-laki selalu memiliki kedudukan yang setara dan seimbang dalam pemenuhan kewajiban dan penerimaan hak dalam hidup.

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kelompok 13, Raden Arfan Rifqiawan, M. Si dalam sambutannya menyebutkan bahwa sudah terlalu sering seorang perempuan menghadapi banyak batasan dan larangan yang tersembunyi dibalik norma masyarakat.

Bahkan, masih ada banyak daerah terutama di pulau Jawa yang menormalisasi kebiasaan menikah muda bagi seorang perempuan. Maka dari itu, melalui webinar ini diharapan bisa mengubah pandangan masyarakat tentang stereotype feminisme di tengah budaya patriarki yang selama ini tumbuh sumbur di dalam masyarakat. Beliau menyampaikan,

“Masih banyak perempuan yang dihalang-halangi dan dilarang saat ingin melakukan sesuatu atau saat akan mengambil keputusan. Contohnya adalah masih banyak daerah yang melakukan pemaksaan terhadap perempuan untuk menikah muda. Melalui webinar kali ini, diharapkan akan menumbuhkan kesadaran untuk menyetarakan gender, dimana seorang perempuan juga tetap dapat berprestasi tanpa meninggalkan kodrat yang melekat pada diri setiap perempuan yaitu sebagai seorang ibu yang unggul di keluarga dan masyarakat,” kata Raden Arfan Rifqiawan.

Riesma Laylinisa selaku narasumber menegaskan bahwa kesetaraan gender akan tercapai jika antar perempuan saling mendukung satu sama lain sehingga dapat memberikan penegasan perempuan juga bisa berkontribusi bukan hanya pada ranah domestik yang memang menjadi kodrat seorang perempuan namun juga pada peran publik.

“Konstruksi media memiliki pengaruh yang besar mengenai pandangan masyarakat terhadap perempuan, itulah yang menyebabkan masih adanya kekerasan seksual terhadap perempuan, dimana perempuan dijadikan objek kekerasan seksual oleh laki-laki,” kata Riesma.

Menurutnya, kondisi yang semakin memprihatinkan inilah yang membuat perempuan harus berani berbicara, cerdas, tidak ragu dan tidak malu dalam berargumen, jangan pernah ragu dan malu dengan latar belakang keluarga, harus punya visi bahwa sebagai perempuan juga bisa melakukan apapun yang diinginkan, ikutlah organisasi dan komunitas untuk mengembangkan skill serta potensi diri, duduki posisi strategis, dan saling mendukung antar perempuan agar dipandang oleh dunia.

“Dengan keberpihakan terhadap pada perempuan inilah bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk mendukung kesetaraan gender,” pungkasnya. (tim kkn 13/asz)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini