4 Sekolah di Kendal Jadi Piloting Sekolah Tatap Muka Dimasa Pandemi, Begini Pesan Bupati Dico M Ganinduto

Kendal (Sigi Jateng) – Sebanyak 4 (empat) sekolah yakni SMAN 1 Kendal, SMKN 2 Kendal, MAN Kendal, dan SMPN 1 Weleri ditunjuk sebagai piloting kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di masa pandemi.

Untuk pematangan konsep, kegiatan simulasi pembelajaran tatap muka hingga saat ini terus disempurnakan. Bupati Kendal Dico M Ganinduto meminta agar guru dan tenaga kependidikan menjadi contoh dalam menerapkan protokol kesehatan selama di sekolah.

“Diperlukan kerjasama untuk memastikannya, jangan sampai ke depan jadi klaster baru penyebaran Covid-19. Jadi simulasi ini diharapkan dapat dilanjutkan terus protokol kesehatannya, sebab pandemi belum berakhir,” kata Dico disela meninjau simulasi KBM tatap muka di SMPN 1 Weleri, Rabu (31/3/2021).

“Simulasi ini merupakan ikhtiar bersama untuk menghidupkan kembali dunia pendidikan setelah terdampak pandemi Covid-19. Dengan begitu kualitas pendidikan di Kendal kembali bisa mencetak sumber daya manusia (SDM) yang unggul,” sambungnya.

Dico juga meminta kepada 4 sekolah yang menjadi piloting sekolah tatap muka, agar pihak sekolah benar-benar siap untuk membimbing dan mengawal para siswa. Karenanya, keempat sekolah tersebut menjadi ujung tombak kesuksesan simulasi agar bisa ditiru oleh sekolah-sekolah lainnya.

“Saya akan turun rutin mengecek pelaksanaan nantinya, semua guru hingga siswa harus menjalankan prokes. Termasuk kapasitas ruangan, kepastian sarana transportasi siswa, dan mekanisme lainnya. Setelah itu dievaluasi, baru bisa diteruskan untuk piloting SD,” terang dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kendal, Wahyu Yusuf Akhmadi menegaskan, secara prinsip 4 sekolah yang ditunjuk sudah siap menjalankan KBM tatap muka pada 5 April mendatang.

Pembelajaran tahap pertama akan berlangsung dua pekan, setelahnya dievaluasi selama sepekan sesuai arahan Bupati. Setiap harinya, siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka hanya separo dari total kapasitas yang ada.

“Meski 2 pekan on dan satu pekan off. Namun, tetap ada evaluasi tiap pekannya. Arahan bupati harus ada evaluasi tiap hari,” tuturnya.

Pada simulasi ini nanti, lanjut Wahyu, tidak semua materi pembelajaran bisa diberikan karena keterbatasan waktu. Beberapa mata pelajaran yang bisa diberikan meliputi Bahasa Inggris, Matematika, IPA, dan beberapa pelajaran esensial lainnya.

“Kami sudah buat satgas mata pelajaran untuk menyusun tema mana saja yang perlu diberikan secara langsung. Jadi tidak semua diberikan saat tatap muka,” tandasnya. (Dye)

Baca Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini