KPK Tegaskan Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi dan Tolak Amplop Serangan Fajar

Wakil Ketua KPK, Laode M Syarif

SIGIJATENG.ID, Semarang – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus berupaya meningkatkan pemahaman pendidikan anti korupsi kepada masyarakat Indonesia. Salah satunya kepada para mahasiswa mahasiswi di Indonesia.

Wakil Ketua KPK, Laode M Syarif mengatakan, sekarang ini, KPK ingin meningkatkan kerjasama antara pusat pembelajaran anti korupsi di KPK dengan Unversitas-universitas di Indonesia dalam peningkatan pemahaman tindak pidana korupsi.

“Tujuan seminar ini saling berbagi pengetahuan baru tentang hal-hal berhubungan dengan tindsk pidana korupsi. Seperti regulasi, dan yang paling sulit  mengubah perilaku manusia Indonesia agar tidak korup,” ujarnya usai Seminar Nasional “Optimalisasi Penanggulangan Tindak Pidana Korupsi”, di Universitas Semarang, Rabu (10/4/2019).

Laode menambahkan, kegiatan juga bisa dilakukan dengan pertukaran pakar ahli atau pembicara materi antara KPK dan Universitas-universitas. Sehingga terjalin pertukaran pengetahuan antar kedua belah pihak.

“Jadi kalau ada pakar yang dari sini bisa diundang di KPK sana. Bisa juga pakar KPK bisa diundang disini dan nanti kedepannya juga bisa melakukan penelitisn bersama,” imbuhnya.

Di sisi lain, ia menekankan akan pentingnya pendidikan antikorupsi yang musti diterapkan sejak dini. Untuk itu, kata dia KPK bersama beberapa kementerian telah menjalin kerjasama penerapan pendidikan antikorupsi tersebut. 

Adapun beberapa kementerian yang diajak kerjasama yakni Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kementerian Agama. 

“Pendidikan antikorupsi nantinya akan diinternalisasikan dalam kurikulum pendidikan, baik dasar, menengah hingga perguruan tinggi,” ucapnya.

Dia pun mengingatkan kepada masyarakat agar tidak meminta dan menerims uang dari Calon Anggota Legislatif untuk membeli suaranya dalam Pemilihan Umum 17 April 2019 mendatang.

“Kita akan melakukan Pemilihan Presiden dan Legislatif semingguan lagi. Kita berharap bahwa masyarakat tidak meminta kepada para calon, dan para calon juga jangan mengiming-imingi juga uang,” tuturnya.

Menurutnya, makin banyak uang yang dikeluarkan akan membuat Caleg ketika sudah menang akan mencari pengganti modal yang telah dikeluarkannya. 

“Biasanya, lahan paling strategis untuk menutup modalnya adalah memanfaatkan proyek-proyek yang dikeluarkan pemerintah. Mungkin juga malah ditambah bunganya,” tukasnya. (dian)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini