SIGIJATENG.ID, Kendal – Sebanyal 41 jalan pintu perlintasan (JPL) rel Kereta Api (KA) di Kendal, 29 diantaranya tidak berpalang pintu. Kondisi ini tentu menjadi titik yang rawan kecelakaan.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kendal, Suharjo mengatakan minimnya palang pintu pada JPL untuk pembangunannya cukup mahal. Untuk dua palang pintu dalam satu perlintasan sebidang mencapai Rp 1 milliar anggaran.
“Makanya, palang pintu kami bangun secara bertahap. Tidak bisa seluruhnya kami bangun, karena anggarannya terlalu tinggi. Sementara anggaran di Dishub sangat terbatas,” katanya, Jumat (8/3/2019).
Tahun ini, lanjut Suharjo, Dishub akan membangun satu palang pintu. Yakni di Perlintasan Sebidang di Jalan Raya Kendal-Ngampel di Desa Banyurip, Kecamatan Ngampel. “Jalan itu adalah jalan kabupaten yang saban hari ramai dilintasi warga,” terangnya.
Sementara, Humas PT KAI DAOP IV, Krisbiyantoro mengatakan sesuai Undang-undang nomor 23 tahun 2007 tentang Perkereta Apian menyebutkan jika perlintasan sebidang bukan tanggung jawab PT KAI. Melainkan tanggung jawab daerah menurut kelas atau status jalan.
“Jadi jika jalan itu statusnya masuk wilayah pusat atau provinsi, maka tanggung jawab untuk menyediakan palang pintu adalah pemerintah provinsi. Begitupun jalan-jalan daerah, maka pemerintah kabupaten dan kota yang memiliki kewajiban untuk menyediakannya,” tandasnya.
Dari data di PT KAI DAOP IV, kecelakaan di Kendal selama dua bulan terakhir ada dua kasus dengan korban meninggal empat orang. Satu kasus terjadi di JPL KA Desa Sidorejo, Brangsong.
JPL tak berpalang itu membawa tiga korban penumpang Toyota Avanza tewas. Sedangkan satu lainnya di ruas Desa Krajan Kulon, Kecamatan Kaliwungu dengan jumlah korban satu orang.
“Jika terjadi kecelakaan di JPL maka itu bukan kecelakaan KA, tapi kecelakaan lalu lintas. Sebab KA memiliki jalur sendiri yakni Rel KA,” tandasnya. (Dye)
